Tiga Skenario Ini Diyakini Sanggup Akhiri Pandemi Corona, Apa Saja?
Dunia

Kasus COVID-19 masih mengalami peningkatan yang signifikan di sejumlah negara. Tiga skenario ini telah diyakini sanggup untuk mengakhiri pandemi virus corona. Apa saja?

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Di sejumlah negara, kasus virus corona terus melesat hingga membunuh banyak orang setiap harinya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga Rabu (15/4) mendata, telah ada lebih dari 1,9 juta kasus COVID-19 di seluruh dunia.

Kini sejumlah negara telah menerapkan berbagai macam kebijakan untuk melawan virus corona, seperti lockdown, work from home, hingga imbauan melakukan physical distancing. Selain itu, perlombaan sengit juga terjadi di dunia farmasi dimana pembuat obat dan peneliti berbagai negara terus berusaha keras dalam menemukan vaksin COVID-19.

Namun, hingga saat ini memang laju penyebaran virus corona memang seakan masih belum terbendung. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius di benak setiap orang: Kapan dan bagaimana pandemi ini akhirnya akan berakhir?

"Banyak orang pada akhirnya akan menjadi kebal dan menghentikan penyebaran virus itu sendiri,” jelas Profesor di Universitas Hacettepe Ankara, Mehmet Ceyhan seperti dilansir dari Daily Sabah pada Rabu (15/4). “Atau vaksin akan ditemukan dan orang akan dibuat kebal dengan cara ini.”

Dilansir dari Daily Sabah, ada tiga skenario yang mungkin dapat mengakhiri pandemi virus corona. Ketiga skenario tersebut adalah orang yang sudah menjadi kebal terhadap virus, vaksin yang efektif, dan mutasi virus. Berikut merupakan penjelasannya:

1. Herd Immunity (kekebalan terhadap suatu penyakit)

Skenario pertama mengacu pada herd immunity, yakni situasi ketika banyak orang dalam satu populasi memiliki kekebalan terhadap penyakit. Kekebalan dapat dicapai ketika cukup banyak orang dalam populasi terinfeksi lalu pulih atau dengan vaksinasi untuk dapat secara efektif menghentikan penyebaran penyakit itu.

Bahkan, herd immunity terhadap suatu penyakit dapat mencapai 50 hingga 70 persen. Meski demikian, herd immunity memiliki risiko yang sangat tinggi. Pasalnya, penyebaran suatu penyakit akan semakin cepat sehingga akan menyebabkan tingginya tingkat rawat inap dan penggunaan fasilitas kesehatan.

Oleh sebab itu, sejumlah tindakan pencegahan harus disiapkan dengan serius. Diantaranya dengan terus melakukan karantina, lockdown, dan isolasi mandiri. Nantinya, pandemi dapat berakhir jika tingkat penularan mulai terus menurun akibat masyarakat yang sudah kebal dan terkena virus ini.


2. Vaksin yang efektif

Skenario kedua ini dipandang sebagai opsi yang paling memungkinkan untuk memberantas virus corona selama-selamanya. Para ilmuwan terus bekerja dengan kecepatan sangat tinggi untuk mengembangkan perawatan antivirus atau vaksin.

Sayang, skenario pembuatan vaksin sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama dan sangat biaya yang mahal. Butuh waktu bertahun-tahun sebelum vaksin bisa diedarkan lantaran harus lulus tes keamanan dan keefektifan dalam uji klinis.

Biaya investasi yang diperlukan untuk pengembangan vaksin sendiri diperkirakan menelan biaya sebanyak $800 juta atau setara dengan Rp12 triliun. Dalam sejumlah penelitian, vaksin virus corona telah menunjukkan bisa peningkatan kekebalan tubuh dan mampu melawan bentuk penyakit yang jauh lebih parah.”

3. Mutasi virus

Skenario terakhir untuk mengakhiri pandemi adalah mutasi virus. Semua virus akan bermutasi dari waktu ke waktu atau mengalami perubahan dalam genomnya. Virus Corona COVID-19 pada umumnya memiliki 85 persen kemiripan genetik dengan virus SARS (Severe Accute Respiratory Syndrome) dalam wabah 2002 lalu.

Semua virus bermutasi dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan dalam genomnya. Sebagai contoh, jika virus bermutasi untuk menyebabkan gejala yang lebih parah, maka tingkat infeksinya akan yang jauh lebih rendah untuk manusia sehingga membuat kematian sendiri pada virus tersebut.

Virus corona diteliti memiliki tingkat mutasi yang lebih lambat dibanding jenis virus lainnya. Pasalnya, virus corona memiliki proses yang disebut proofreading yang menyebabkan mereka bergerak tidak begitu cepat. Hal ini memberikan keuntungan lebih baik dalam mengembangkan vaksin.

Namun, masih banyak yang belum diketahui seputar COVID-19 lantaran virus ini sangat baru. Oleh sebab itu, sulit untuk mengetahui kepastian seberapa tinggi tingkat mutasi yang dimilikinya.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru