Virus Corona Ternyata Sudah Bermutasi Jadi 30 Jenis Baru, Ini Kata Peneliti
Dunia

Peneliti di Tiongkok menemukan setidaknya virus Corona penyebab COVID-19 sudah bermutasi ke 30 jenis yang berbeda. Situasi ini diyakini menjadi penjegal pengembangan vaksin.

WowKeren - Peneliti terus mencari fakta terbaru soal virus Corona penyebab COVID-19. Mirisnya, acapkali informasi yang didapat makin menunjukkan seberapa berbahayanya virus yang masih sekeluarga dengan penyebab SARS serta MERS itu.

Seperti baru-baru ini peneliti menyatakan virus SARS-CoV-2 sudah bermutasi ke setidaknya 30 jenis yang berbeda. Penemuan dari sekelompok peneliti di Tiongkok ini "menampar telak" lantaran kemampuan mutasi sang virus terkesan diremehkan selama ini.

Mengerikannya, infeksi di beberapa negara dipengaruhi oleh mutan-mutan virus yang berbeda. Dengan demikian, akan makin sulit pula bagi peneliti untuk menemukan metode penyembuh yang bisa bekerja secara universal.

Adalah Profesor Li Lanjuan dan timnya dari Universitas Zhejiang di Hangzhou, Tiongkok yang mempublikasikan penelitian mengejutkan ini. Tim Li mengaku menganalisis 11 dari 1.264 pasien COVID-19 di Hangzhou secara acak. Variabel yang diteliti adalah terkait efisiensi jenis-jenis virus itu untuk menginfeksi dan membunuh sel tubuh manusia.

Saat itulah mereka menemukan setidaknya 30 virus Corona "baru" hasil dari mutasi. Bahkan 19 diantaranya merupakan jenis baru yang belum pernah terungkap ke publik sebelumnya.


Mutasi yang terjadi pun tak main-main, sebab Li menuturkan beberapa jenis virus "baru" itu memiliki "protein duri" yang berbeda. Protein duri sendiri merupakan bagian dari selubung virus yang bertanggung jawab untuk menempel di tubuh sel targetnya.

"SARS-CoV-2 bisa bermutasi (dengan sangat luar biasa) dan mengubah karakter patogenesitasnya," terang Li dalam jurnal yang belum dipublikasikan itu, dilansir pada Rabu (22/4). Maksudnya hasil mutasi virus menyebabkan adanya perbedaan dalam kemampuan menimbulkan gejala klinis di tubuh penderita.

Bahkan ada beberapa jenis virus hasil mutasi yang 270 kali lipat lebih berbahaya daripada jenis lain. Jenis yang dikategorikan agresif ini juga terbukti membunuh sel-sel manusia dalam kecepatan yang jauh lebih tinggi ketimbang jenis lainnya.

Perihal adanya mutasi pada virus Corona ini memang bukan yang pertama kali terungkap ke publik. Seperti misalnya pasien COVID-19 di New York, Amerika Serikat, "diserang" oleh virus dengan karakter serupa di Eropa. Sedangkan sebagian wilayah AS lain justru diserang oleh virus dengan kemiripan sifat seperti di Tiongkok.

Kondisi ini pun membuat peneliti memprediksi akan ada mutasi yang berbeda pada virus setiap kali menginfeksi di suatu zona baru. Oleh karenanya, besar kemungkinan tiap wilayah wajib memiliki cara melawan virus yang berbeda pula.

"Pengembangan obat dan vaksin, walau urgent namun harus tetap mempertimbangkan mutasi-mutasi yang terjadi," tegas Li dan kawan-kawan sebagai penutup hasil studi mereka.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait