Kisruh Penyelidikan Corona Memanas, Tiongkok: Australia Seperti Permen Karet yang Menempel di Sepatu
Dunia

Tiongkok menyebut usulan Australia untuk melakukan penyelidikan independen tentang asal virus corona (COVID-19) sama sekali tidak berdasar dan tidak menghargai negara mereka.

WowKeren - Ketegangan antara Tiongkok dan Australia soal kisruh penyelidikan virus corona (COVID-19) rupanya kian memanas. Bahkan yang terbaru, Tiongkok tak segan menyebut Australia dengan istilah "permen karet yang menempel di sepatu" mereka.

Dikutip dari Metro.co.uk, seorang editor media pemerintah Tiongkok, Hu Xijin, telah melontarkan pernyataan bahwa hubungan antara Australia dan mitra dagang terbesarnya (Tiongkok) kemungkinan akan memburuk seperti halnya hubungan antara Beijing dan Washington. Dalam salah satu postingan di media sosial, Hu menyebut bahwa Tiongkok perlu mempunyai kesadaran mengenai risiko melakukan bisnis dengan Australia.

Hu juga menyebut bahwa Australia selalu membuat masalah dan menempeli Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar layaknya permen karet menempel di sepatu. "Australia selalu muncul, membuat masalah. Sudah seperti permen karet yang menempel di sol sepatu Tiongkok. Terkadang kita harus mencari batu untuk melepasnya," katanya.

Kisruh antara kedua negara ini bermula saat Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, sebelumnya mendorong adanya penyelidikan menyeluruh atas asal-usul pandemi COVID-19, termasuk upaya awal penanganan yang dilakukan Tiongkok di kota Wuhan. Usulan ini mendapat dukungan bukan hanya dari kalangan pemerintah Australia seperti Perdana Menteri Scott Morrison dan Menteri Dalam Negeri Peter Dutton, tapi juga dari pihak oposisi.

Namun usulan Australia ini justru membuat pihak Tiongkok meradang. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang, menyebut usulan Australia untuk melakukan penyelidikan asal virus corona sama sekali tidak berdasar dan tidak menghargai negara mereka.


"Keraguan mengenai transparansi Tiongkok bukan hanya tak sesuai fakta, tapi juga tidak menghargai upaya dan pengorbanan luar biasa dari rakyat Tiongkok," kata Geng Shuang.

Bukan hanya Geng Shuang, Duta Besar Tiongkok untuk Australia, Cheng Jingye, bahkan tak segan memberi ancaman boikot pada Australia jika permintaan penyelidikan COVID-19 diteruskan. Cheng Jingye dalam pernyataan resminya mengancam mengancam bahwa mereka dapat mendorong boikot yang memungkinkan tidak ada lagi warga Tiongkok bepergian dan belajar di Australia. Pemerintah pun dapat menekankan agar tidak membeli ekspor utama Australia, termasuk daging sapi dan anggur.

Pendidikan merupakan industri ekspor terbesar ketiga Australia, sementara Tiongkok menjadi penyumbang peserta didik terbesar di Australia. Tiongkok juga diketahui sebagai mitra dagang terbesar Australia.

Melalui The Australian Financial Review, Cheng menegaskan dorongan Australia untuk penyelidikan merupakan langkah berbahaya. Upaya ini pun diduga tidak akan gagal untuk mendapatkan daya tarik. "Menggunakan kecurigaan, tuduhan, atau perpecahan pada saat kritis seperti itu hanya dapat merusak upaya global untuk memerangi pandemi ini," kata Cheng.

Sebagai informasi tambahan, sejumlah negara di dunia memang beramai-ramai menuding Tiongkok tidak transparan soal data virus corona. Akan tetapi, Tiongkok dengan tegas membantah semua tudingan tersebut. "Tiongkok menentang pembuatan dan penyebaran disinformasi oleh siapa pun dan organisasi apa pun. Tiongkok adalah korban disinformasi, bukan penggagas," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang, seperti dikutip dari CNBC.

Geng Shuang juga menegaskan tak ada bukti konklusif bahwa virus corona berasal dari Tiongkok. Dia memperingatkan, manuver politik di balik seruan untuk melakukan penyelidikan independen terhadap asal-usul virus tidak akan berhasil. Geng Shuang juga mengatakan bahwa negaranya telah memberikan informasi yang tepat waktu kepada dunia dan aktif bekerja sama dengan yang lain.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait