Ilmuwan AS Dipecat Usai Tolak Ubah Data Corona
Dunia

Ilmuwan tersebut dipecat oleh Gubernur Florida, Ron DeSantis. Pemecatan tersebut datang pada hari yang sama saat negara bagian tersebut memutuskan untuk membuka bisnis seperti sedia kala.

WowKeren - Seorang ilmuwan asal Amerika Serikat (AS), Dr Rebekah Jones, mengaku dipecat dari Departemen Kesehatan oleh gubernur negara bagian Florida setelah melakukan protes terhadap perintah untuk menyensor informasi terkait virus corona (COVID-19).

Ilmuwan yang berwewenang akan data COVID-19 di negara bagian Florida, Amerika Serikat, itu dipecat oleh Gubernur Florida, Ron DeSantis. Pemecatan tersebut datang pada hari yang sama saat negara bagian tersebut memutuskan untuk membuka bisnis seperti sedia kala.

Dilansir dari The Guardian pada Kamis (21/5), Jones dipecat dari pekerjaannya. Peneliti itu dikenal mengarsiteki dan mengelola sebuah fitur layanan online yang diselenggarakan Gedung Putih pada April lalu. Sebuah program layanan yang disebut sebagai contoh dari transparansi dan integritas.

Pada hari yang sama, warga Florida kembali berjemur di pantai. Sementara itu, restoran, bioskop, pusat kebugaran hingga salon di setiap daerah diizinkan untuk beroperasi kembali pada Senin (18/5) waktu setempat.


Jones mengungkapkan, dia memprotes perintah untuk menyensor informasi di konten tersebut. Pada Selasa waktu setempat, Jones mengaku dipecat karena menolak untuk mengganti data secara manual demi mendukung rencana pembukaan kembali. Namun tudingan tersebut ditolak oleh juru bicara DeSantis. Dia mengungkapkan, Jones dipecat karena perilaku yang merusak dan bertindak di luar kendali.

Pemecatan Jones membuat marah peneliti di Florida. Mereka menyatakan, statistik yang akurat dan imparsial amat penting bagi pekerjaannya. "Tuduhan yang dibuat pemerintah Florida yang mencoba memanipulasi alter data demi pembukaan kembali lebih aman adalah aneh," kata salah satu pejabat setempat, Terrie Rizzo.

Dilansir dari laman Worldmeters.info, negara bagian Florida tercatat memiliki jumlah total kasus positif Covid-19 sebanyak 47,471. Sedangkan jumlah korban jiwa menyentuh angka 2,096, serta pasien sembuh mencapai 37,737.

Sementara itu, Amerika Serikat sendiri masih menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan kasus positif COVID-19 terbanyak yakni sejumlah 1,591,991 kroban dan angka kematian mencapai lebih dari 94 ribu jiwa. Meski demikian, Presiden Donald Trump menganggap peringkat tersebut merupakan lambang kehormatan dan prestasi.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait