Inggris Terancam 'Bangkrut' Gegara Corona, Diklaim Yang Terburuk Dalam 300 Tahun
Reuters/Andrew Couldridge
Dunia

Pandemi virus Corona benar-benar menghantam telak perekonomian Inggris, bahkan diklaim menyebabkan negara itu mengalami resesi terburuk dalam 300 tahun terakhir.

WowKeren - Inggris menjadi salah satu negara yang benar-benar dibuat porak-poranda oleh wabah virus Corona. Bahkan saat ini jumlah kematian warga akibat COVID-19 merupakan salah satu yang tertinggi di daratan Eropa.

Situasi itu pun membuat Bank of England (BoE) meramal Inggris akan menuju kehancuran ekonomi alias resesi terburuk dalam 300 tahun. Sebab ekonomi Inggris tak hanya diguncang oleh wabah COVID-19, tetapi juga terkait keputusan negara itu untuk keluar dari Uni Eropa (UE).

Seperti diketahui, Inggris sudah resmi keluar dari UE pada 31 Januari 2020 lalu. Fenomena bersejarah ini pun dikenal sebagai Brexit alias Britain Exit.

"Seluruh dunia bergerak melawan resesi karena virus Corona," ujar ekonom senior dari Bank Berenberg, Kallum Pickering seperti dilansir dari CNN, Rabu (27/5). "Tetapi Inggris memiliki masalah tambahan dalam negosiasi dengan UE pada paruh kedua tahun ini."

Tak main-main, BoE memprediksi pertumbuhan ekonomi Inggris akan menyusut sampai 14 persen pada tahun ini. Angka ini merupakan yang terburuk setelah Inggris mengalami kontraksi besar-besaran, hingga mencapai 15 persen, pada 1706. Produk domestik bruto (PDB / GDP) Inggris pun diprediksi bisa turun sampai 25 persen dalam tiga bulan, terhitung sampai akhir Juni 2020.


Kekhawatiran ini pun bukan tanpa alasan. Sebab hingga kini sudah terjadi lonjakan klaim tunjangan pengangguran sampai 69 persen atau sekitar 2,1 juta orang pada bulan lalu.

Selain itu, terjadi pula penurunan pada inflasi bulanan Inggris, yang pada April kemarin tercatat menjadi 0,8 persen. Hal ini pun dikhawatirkan bisa merusak harga karena turun secara drastis.

Aktivitas perekonomian Inggris pun belum bisa kembali seperti sediakala. Seperti restoran dan toko-toko yang tidak melayani kepentingan vital kini masih ditutup dan para ekonom khawatir aktivitas tak akan kembali normal begitu dibuka kembali.

Menanggapinya, pemerintah Inggris pun sudah meminjam sampai USD 75,7 miliar pada bulan April kemarin, jumlah tertinggi sejak 1993. Bahkan dikabarkan pemerintahan di bawah komando Perdana Menteri Boris Johnson akan meminjam kembali sampai USD 363,3 miliar dengan jatuh tempo Maret 2021.

Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, mengaku tak bisa melakukan apa-apa kecuali menurunkan suku bunga resmi. Tak main-main, sedianya BoE akan menurunkan suku bunga resmi sampai negatif 0,1 persen, yang merupakan kejadian perdana dalam sejarah Inggris. "Jelas tarif negatif adalah salah satu resor terakhir kami," pungkas Bailey.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait