Mantan Presiden George W. Bush Sebut Aksi Protes Akibat Kematian Floyd adalah Kegagalan Besar AS
Dunia

Mantan Presiden itu mengatakan bahwa ini adalah saatnya Amerika untuk memeriksa kembali kegagalan atas isu rasisme. Bush juga mendesak untuk mendengarkan suara dari etnis minoritas atas insiden kematian Floyd.

WowKeren - Mantan Presiden AS, George W. Bush, mengatakan gelombang protes yang dipicu kematian George Floyd menunjukkan kegagalan besar bagi Amerika Serikat. Dalam pernyataannya, Bush mengatakan jika gelombang protes yang memicu kerusuhan dan aksi penjarahan selama sepekan terakhir sebagai sebuah kegagalan.

"Itu (aksi demo) merupakan sebuah kegagalan saat bayak orang keturunan Afrika-Amerika, terutama laki-laki muda dilecehkan dan diancam di negara mereka sendiri," tulis Bush dalam pernyataannya, seperti dilansir dari CNN pada Rabu (3/6).

Dalam pernyataannya, Bush juga menyampaikan belasungkawa atas kematian George Floyd. "Tragedi ini (rasisme) dalam serangkaian tragedi serupa telah menimbulkan pertanyaan yang sejak lama terpendam: Bagaimana kita mengakhiri rasisme sistemik di masyarakat kita?," tulis mantan presiden AS itu.

Presiden yang menjabat dari 2001-2009 tersebut mengatakan bahwa ini adalah saatnya Amerika untuk memeriksa kembali kegagalan atas isu rasisme ini. "Sudah saatnya bagi Amerika untuk memeriksa kembali kegagalan tragis atas isu rasisme ini," imbuhnya.


Bush juga mendesak untuk mendengarkan suara dari etnis minoritas dan orang-orang yang berduka atas insiden kematian Floyd. "Mereka yang berusaha membungkam suara-suara itu (etnis minoritas) tidak mengerti arti Amerika - atau bagaimana itu menjadi tempat yang lebih baik," ujarnya.

Sementara itu, George Floyd sendiri adalah seorang warga kulit hitam yang pekan lalu ditangkap oleh polisi Minneapolis. Ia tewas setelah dijatuhkan ke tanah kemudian lehernya dijepit menggunakan lutut.

Rekaman video yang beredar menunjukkan leher Floyd ditekan oleh petugas kepolisian Derek Chauvin selama 8 menit 46 detik. Chauvin dan ketiga rekannya kemudian dipecat dan didakwa melakukan pembunuhan tingkat tiga oleh departemen kehakiman. Kendati demikian, kematian Floyd masih menimbulkan demonstrasi besar-besaran di AS.

Kematian Floyd juga kembali membuka luka lama akan rasialisme yang dirasakan oleh banyak warga Afrika-Amerika, khususnya terkait pembunuhan dan tindakan sewenang-wenang oleh polisi, seperti pembunuhan Michael Brown pada Agustus 2014 di Ferguson, Missouri, dan Eric Garner pada Juli 2014 di New York. Aksi protes untuk menuntut keadilan bagi Floyd menyebar di 140 kota di seluruh AS pada akhir pekan lalu, dan banyak berujung kerusuhan.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru