Rapat Dengan Para Menteri, Jokowi Tekankan Tak Ada Lagi Pengambilan Paksa Jenazah COVID-19
Getty Images
Nasional

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menegaskan kepada jajarannya agar tak ada lagi kasus dimana anggota keluarga mengambil paksa jenazah pasien positif corona (COVID-19) dari rumah sakit.

WowKeren - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada jajarannya agar tak ada lagi kasus dimana anggota keluarga mengambil paksa jenazah pasien positif corona (COVID-19). Hal ini disinggung Jokowi lantaran masih banyak keluarga yang mengambil paksa jenazah pasien COVID-19 dari rumah sakit.

"Jangan sampai terjadi lagi merebut jenazah yang jelas-jelas corona oleh keluarga," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6). "Itu saya kira sebuah hal yang harus kita jaga tidak terjadi lagi setelah ini."

Untuk itu, Jokowi meminta jajaran Kementerian Kesehatan, TNI-Polri, dan pemerintah daerah bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk menyosialisasikan kepada masyarakat agar tak melakukan hal tersebut. Ia juga meminta para tokoh agama dan masyarakat dilibatkan dalam berkomunikasi dengan masyarakat mengenai pemulasaran jenazah pasien positif COVID-19.


Dengan demikian, tak terjadi pengambilan paksa jenazah yang dapat menularkan virus ke anggota keluarga lainnya. "Pelibatan tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, budayawan, sosiolog, antropolog dalam komunikasi publik harus secara besar-besaran harus kita libatkan," katanya.

Sebelumnya, Jokowi kedapatan memberi teguran keras kepada jajaran menterinya untuk membuat kebijakan yang luar biasa menghadapi pandemi COVID-19. Teguran tersebut disampaikannya dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta pada 18 Juni 2020 lalu.

Menurut Jokowi, pandemi COVID-19 menyebabkan krisis di banyak sektor sehingga perlu kebijakan yang berbeda dari yang sebelum-sebelumnya. Jika para menteri hanya mampu membuat kebijakan biasa seperti di kondisi normal presiden mengancam akan merombak kabinet.

Diketahui, baru-baru ini teguran keras Jokowi itu menjadi viral lantaran video rapat yang awalnya bersifat intern tersebut diunggah di kanal YouTube agar dapat diketahui publik secara luas. Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden RI Bey Triadi Machmudin.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait