Spanyol Hadapi Resesi Akibat Pandemi COVID-19
Dunia

Sejumlah pengamat sebelumnya memperkirakan PDB Spanyol akan turun sampai 16,6 persen. Namun, nilai PDB anjlok sampai 5,2 persen pada Kuartal I dan menyentuh 18,5 persen di Kuartal II 2020.

WowKeren - Spanyol mulai memasuki resesi ekonomi setelah nilai Produk Domestik Bruto (PDB) turun sampai 18,5 persen pada kuartal II 2020. Hal itu berdasarkan data dari Institut Statistik Nasional yang dirilis pada Jumat (31/7) waktu setempat.

Situasi itu disebabkan salah satunya oleh kebijakan karantina ketat yang diberlakukan pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19. Namun langkah itu justru menghapus seluruh upaya pemerintah memulihkan ekonomi dari krisis dalam enam tahun terakhir.

Sejumlah pengamat sebelumnya memperkirakan PDB Spanyol akan turun sampai 16,6 persen. Namun, nilai PDB yang anjlok sampai 5,2 persen pada Kuartal I dan menyentuh 18,5 persen di Kuartal II 2020 menyebabkan Spanyol memasuki resesi terparahnya.

Dilansir dari Republika, pertumbuhan ekonomi Spanyol melambat sampai 22,1 persen (year-on-year) atau turun 4,1 persen dari kuartal sebelumnya. Sektor belanja domestik jadi penyumbang utama perlambatan tersebut ditambah oleh turunnya investasi dan nilai ekspor.

Perekonomian Spanyol sempat tumbuh dalam 24 kuartal berturut-turut sampai akhirnya melambat pada Kuartal I 2020. Padahal, perekonomian Spanyol baru akan pulih dari krisis keuangan 2008. Sebelumnya, pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi akan melambat sampai 9,2 persen pada 2020.


Prediksi itu melampaui angka pertumbuhan yang juga anjlok akibat krisis keuangan 2008-2013. Namun, otoritas setempat berharap ekonomi akan kembali bertumbuh 6,8 persen pada 2021.

Wabah COVID-19 juga disebutkan telah menyebabkan sektor pariwisata Spanyol terdampak oleh kebijakan karantina Inggris. Padahal, priwisata merupakan sumber pendapatan utama Spanyol dan Inggris merupakan penyumbang turis terbesar di Negeri Matador.

Atas situasi ini, kepala ekonom Funcas, Raymond Torres, memprediksi perekonomian akan terus melemah sampai Kuartal III 2020, meskipun para analis memprediksi ekonomi akan mulai pulih. Pasalnya, 12,3 persen PDB Spanyol bergantung pada pariwisata.

Sebagai informasi tambahan, saat ini Spanyol menempati posisi kesembilan sebagai negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia. Negeri Matador tersebut mencatat 335,602 kasus infeksi, dengan 28,445 korban tewas.

Sedangkan secara global, virus ini telah menginfeksi lebih dari 17,7 juta jiwa dengan 682,192 kematian. Sejauh ini, sebanyak 11,1 juta pasien dinyatakan sembuh dan ada 5,911,292 kasus aktif yang masih ditangani di berbagai negara.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait