Perubahan Warna Kulit Pada Pasien Corona Bisa Jadi Pertanda Kondisi Fatal Ini
Reuters
Health

Dalam makalah yang terbit di jurnal JAMA Dermatology pada Rabu (5/8), peneliti menerangkan kondisi empat pasien yang diintubasi dengan COVID-19 parah dan mengalami komplikasi kulit.

WowKeren - Studi terbaru menemukan bahwa pasien COVID-19 dengan kondisi parah dapat mengalami ruam dan lesi yang yang mengindikasikan pembekuan darah. Dalam makalah yang terbit di jurnal JAMA Dermatology pada Rabu (5/8), peneliti menerangkan kondisi empat pasien yang diintubasi dengan COVID-19 parah dan mengalami komplikasi kulit.

Peneliti dari New York-Presbyterian/Weill Cornell Medical College menjelaskan bahwa keempat pasien tersebut mengalami acral fixed livedo racemosa, yakni perubahan warna kulit, hingga kadang dalam kasus ekstrem kulit bisa pecah. Selain itu, mereka juga mengalami retiform purpura, yaitu lesi kulit tidak merata yang disebabkan ketika sel darah merah bocor ke kulit.

Menurut para peneliti, kedua komplikasi tersebut adalah manifestasi khas dari pembekuan darah di kulit. Seluruh pasien disebut telah menerima terapi yang mencegah pembekuan darah kala mereka masuk ke rumah sakit.

Namun demikian, para pasien mengalami penggumpalan darah di kulit dan dianggap memiliki emboli paru atau penyumbatan arteri di paru-paru. Para peneliti juga mengaku tidak dapat mengidentifikasi secara tepat kapan ruam pertama kali muncul. Pasalnya, para peneliti tidak dapat menggunakan pencitraan jenis apapun demi menghindari paparan virus COVID-19.


Meski begitu, temuan ini menjadi pelajaran penting untuk para tenaga kesehatan bahwa manifestasi kulit merupakan petunjuk adanya pembekuan darah abnormal. Pasalnya, kondisi ini dikhawatirkan juga dapat memicu stroke, serangan jantung, emboli paru, dan komplikasi lain yang berpotensi fatal.

Melansir Business Insider pada Sabtu (8/8), kelainan kulit kini menjadi salah satu cara mengidentifikasi virus corona selain masalah pernapasan. Para dokter semaki memahami bahwa COVID-19 "bukan hanya" menyangkut kondisi pernapasan/

Daftar gejala potensi COVID-19 di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pun perlahan bertambah semakin banyak, termasuk rambut rontok dan telinga tersumbat. Kekinian, survei terhadap lebih dari 1.500 pasien juga menemukan ratusan kasus yang melaporkan komplikasi lain, mulai dari pusing akibat kilatan cahaya hingga penambahan berat badan dan sensasi syaraf.

"Saya belum pernah melihat sesuatu yang memiliki manifestasi yang begitu luas dari persentase orang tertentu," tutur ahli penyakit menular, Dr Anthony Fauci. "Kasus (COVID-19) berubah dari tidak terjadi apa-apa hingga kematian. Ini sangat, sangat tidak biasa."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait