Demo Kematian Breonna Taylor Pecah, Trump dan Joe Biden Beri Reaksi Berbeda
Getty Images
Dunia

Demonstrasi di AS kembali pecah setelah dewan juri di pengadilan Kentucky memutuskan untuk tidak mendakwa petugas polisi atas tuduhan kematian wanita kulit hitam Breonna Taylor.

WowKeren - Capres AS dari Partai Republik dan Partai Demokrat, Donald Trump dan Joe Biden, merespons gelombang aksi demonstrasi pasca putusan dewan juri atas kematian wanita kulit hitam, Breonna Taylor. Namun kedua calon Presiden tersebut memberikan respons yang berkebalikan satu sama lain.

Biden menyerukan reformasi kepolisian sebagai respons atas keputusan dewan juri Kentucky yang tidak mendakwa petugas polisi atas tuduhan kematian Taylor. "Kami tidak perlu menunggu keputusan akhir dari penyelidikan itu untuk berbuat lebih banyak untuk memberikan keadilan bagi Breonna," ujar Biden dalam keterangan resmi.

"Kita perlu mulai dengan mengatasi penggunaan kekuatan yang berlebihan, melarang chokehold, dan merombak surat perintah larangan mengetuk," ujarnya menambahkan.

Biden juga mengatakan jika kabar meninggalnya Taylor merupakan peristiwa tragis yang menyisakan duka bagi orang tua, keluarga, dan masyarakat. Ia juga mempertanyakan keadilan yang seharusnya bisa diterapkan secara setara di Amerika.

"Breonna Taylor adalah putri tercinta, anggota komunitas, dan pekerja penting yang bertugas sebagai EMT saat COVID-19 mulai menyebar. Tapi dia meninggal, ditembak di rumahnya sendiri oleh polisi. Apakah keadilan bisa diterapkan secara setara di Amerika," ungkapnya.

Senada dengan Biden, cawapres Partai Demokrat Kamala Harris juga menyerukan reformasi sistem keadilan. "Kita tidak boleh berhenti menyebut nama Breonna saat kita bekerja untuk mereformasi sistem peradilan kita, termasuk merombak surat perintah larangan mengetuk," katanya.


Sementara itu, Presiden Trump dalam cuitannya justru menaruh simpati pada polisi yang menjadi korban penembakan saat terjadi demo di Louisville, Kentucky. "Pemerintah Federal berdiri di belakang Anda dan siap membantu," cuit Trump di akun Twitter miliknya. Ia juga mengatakan telah berbicara dengan Gubernur Kentucky Andy Beshaerar dan siap bekerja sama jika diminta.

Gelombang protes atas putusan juri yang menyatakan penembak Taylor tak bersalah telah memicu amarah di Louisville, Kentucky, Chicago, New York, hingga Washington.

Breonna Taylor adalah seorang pekerja di fasilitas darurat medis. Dia ditembak beberapa kali oleh petugas polisi kulit putih yang memasuki rumahnya dengan surat perintah larangan ketukan dalam penyelidikan narkotika.

Jaksa Agung, Daniel Cameron, mengatakan penyelidikan menunjukkan petugas tersebut telah mengumumkan keberadaan mereka sebelum memasuki rumah. Surat perintah yang digunakan untuk menggeledah rumah Taylor terkait dengan tersangka yang tidak tinggal di sana.

Selain itu, juga tidak ditemukan obat terlarang di rumah Taylor. Cameron mengatakan laboratoirum kriminal FBI menetapkan Cosgrove menembakkan peluru yang menewaskan Breonna Taylor.

Satu-satunya dakwaan dikenakan kepada Petugas Brett Hankison, dia dikenai tiga dakwaan membahayakan secara ceroboh karena menembak ke dalam rumah di sebelah rumah Taylor di mana terdapat orang di dalamnya. Biro Investigasi Federal (FBI) masih menyelidiki potensi pelanggaran hukum federal sehubungan dengan penggerebekan di rumah Taylor pada 13 Maret.

Jaksa hanya menjatuhi tiga tuduhan pada Brett Hanison yaki "membahayakan secara ceroboh" atas tembakan yang dia lancarkan ke apartemen sebelah rumah Taylor. Dia dipecat dari kepolisian dan bisa menghadapi hukuman lima tahun penjara untuk setiap tuduhan jika terbukti bersalah.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait