Berbulan-bulan Bebas COVID-19, Negara Ini Catat Kasus Pertama Usai Warganya Pulang dari Filipina
AP Photo/Mark Schiefelbein
Dunia

Kendati negara ini sudah "kebobolan", namun perdana menteri menegaskan negaranya tidak akan melakukan lockdown dengan mempercayakan pada sistem dan personel kesehatan

WowKeren - Di tengah sibuknya negara-negara di dunia berjibaku melawan pandemi, ada satu negara yang masih terbebas dari penyebaran virus corona. Adalah Kepulauan Solomon, sebuah negara di kawasan Pasifik yang selama berbulan-bulan sama sekali belum mencatat kasus positif COVID-19.

Namun rupanya, "prestasi" ini harus tumbang usai negara ini untuk pertama kalinya mencatat kasus COVID-19. Kasus itu dibawa oleh seorang pelajar yang yang telah dipulangkan dari Filipina. Pelajar tersebut dinyatakan positif pada saat datang kembali ke negara tersebut. Padahal, pelajar tersebut telah melewati tiga tes sebelumnya sebelum keberangkatan sambil menunggu penerbangannya.

Pelajar tersebut merupakan OTG atau tidak memperlihatkan gejala COVID-19 pada umumnya. Yang bersangkutan saat ini tengah menjalani isolasi dengan dua orang yang merupakan kontak erat.

Adapun pengumuman ini disampaikan oleh Perdana Menteri Manasseh Sogavare. Manasseh mengatakan jika langkah-langkah kesiapsiagaan dan tanggapan yang telah diupayakan pemerintah untuk diterapkan selama delapan bulan terakhir sekarang telah diaktifkan.


"Perencanaan, persiapan, simulasi, dan latihan tidak sia-sia dan pemerintah yakin akan kemampuannya untuk menanggapi, menahan, dan mengelola situasi," kata Manasseh. "Guna memastikan bahwa keselamatan dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga."

Kendati negara ini sudah "kebobolan", namun Manasseh menegaskan negaranya tidak akan melakukan lockdown nasional. Perdana Menteri optimis pada sistem mereka dan personel kesehatan profesional dan staf garis depan.

Adapun pelajar yang terdampak tersebut adalah satu dari lebih dari 400 warga negara yang harus tinggal di Filipina setelah perbatasan ditutup. Rencananya, Kepulauan Solomon menjadwalkan tiga penerbangan repatriasi untuk membawa pulang mereka.

"Pemerintah sangat menyadari risiko dalam memulangkan para siswa dari Filipina," kata dia melanjutkan. "Pemerintah juga menyadari bahwa membiarkan mereka berada di Filipina membuat mereka menghadapi risiko yang lebih tinggi."

Oleh sebab itu sebagai wujud kepedulian negara, pemerintah akan memulangkan mereka. "Kami tidak bisa menutup mata terhadap penderitaan anak-anak kami dan membawa mereka pulang adalah hal yang manusiawi untuk dilakukan," kata perdana menteri.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru