Mahathir Mohamad Kena 'Semprit' Gegara Tanggapi Teror Prancis, Kini Beri Klarifikasi
Dunia

Eks PM Malaysia Mahathir Mohamad 'disemprit' Facebook dan Twitter usai menyebut Muslim berhak membunuh jutaan orang Prancis. Padahal kutipan itu hanya sebagian kecil dari seluruh tanggapannya.

WowKeren - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menjadi sorotan dunia lewat unggahannya di Facebook dan Twitter yang dinilai kontroversial. Bahkan unggahannya sampai diturunkan paksa oleh pengelola media sosial usai menyatakan bahwa umat Muslim boleh bunuh jutaan orang Prancis.

Terkait dengan kontroversi tersebut, Mahathir kemudian memberikan klarifikasi. Politikus yang sudah menjabat sebagai perdana menteri selama 24 tahun itu menilai pandangannya soal peristiwa di Prancis sudah disalahartikan dan keluar dari konteks yang sebenarnya.

"Saya benar-benar muak dengan upaya yang salah dalam menggambarkan," ujar Mahathir lewat blognya di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (30/10). "Dan mengambil inti yang keluar dari konteks dari apa yang saya tulis di blog (media sosial) saya kemarin."

Mereka yang salah tafsir, imbuh Mahathir, hanya menyoroti satu bagian dari salah satu paragraf yang ia tulis. Memang di paragraf ke-12 itu Mahathir menyebut "Muslim berhak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu."

"Mereka berhenti di sana," terang Mahathir, dilansir dari Antara. "Dan menyiratkan bahwa saya sedang mempromosikan pembantaian Prancis."


Padahal setelahnya Mahathir menyebut bahwa kaum Muslim saja tidak menerapkan hukum "mata ganti mata". "Muslim (saja) tidak, orang Prancis (juga) tidak boleh," terang Mahathir.

Mahathir mengaku sudah berupaya menjelaskan konteks tulisannya kepada Facebook dan Twitter. "Setidaknya mereka harus mengizinkan saya untuk menjelaskan dan mempertahankan posisi saya," kata Mahathir.

Dalam pandangannya, Mahathir merasa tidak bersalah karena setiap orang berhak untuk berbicara dan mengemukakan pendapat. Dan sikap Facebook maupun Twitter menunjukkan bahwa mereka menghargai kebebasan berpendapat.

Sayangnya, imbuh Mahathir, yang mereka bela adalah pihak yang sudah mengolok agama Islam lewat karikatur Nabi Muhammad SAW. "Di sisi lain, mereka dengan sengaja menghapus (bagian pernyataan) bahwa Muslim tidak pernah membalas dendam atas ketidakadilan terhadap mereka di masa lalu," kecam Mahathir.

"Bahkan seruan saya bahwa orang Prancis harus menjelaskan perlunya menasihati rakyatnya agar peka dan menghormati kepercayaan orang lain pun diabaikan," pungkasnya. Mahathir menilai "sempritan" ini untuk membuatnya terlihat memancing rasa benci Prancis terhadap Muslim.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait