Meninggal di Tahanan, Ada Dugaan Pejabat Partai Liga Nasional Myanmar Disiksa Junta Militer
pexels.com/RODNAE Production
Dunia

Pejabat Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Khin Maung Latt dinyatakan meninggal dunia ketika menjadi tahanan junta militer Myanmar pada Minggu (7/3). Anggota partai menduga Khin meninggal usai mengalami kekerasan di tahanan.

WowKeren - Seorang pejabat Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Khin Maung Latt dinyatakan meninggal saat menjadi tahanan junta militer Myanmar pada Minggu (7/3). Khin sendiri merupakan merupakan petinggi partai penasihat negara, Aung San Suu Kyi.

Rekan-rekan satu partai pun curiga apabila meninggalnya Khin disebabkan karena mendapatkan siksaan selam penahanan junta militer. Wakil ketua Partai NLD di Yangon, Khin San Myin mengatakan sebuah foto dari rumah sakit militer tempat Khin meninggal menunjukkan terdapat luka di bagian belakang kepala dan memar di punggunggnya.

"Dokter mengatakan itu (luka-luka di tubuhnya) bukan penyebab kematian," ujar Khin San Myin dikutip dari BBC, Senin (8/3). "Mereka bilang itu karena kondisi jantung."

Seorang pekerja amal yang menolak disebutkan namanya yang melihat jenazah Khin mengatakan ada luka Khin merupakan ketua Partai NLD lokal di Yangon, kota terbesar Myanmar.


Seorang teman mengatakan bahwa ia ditangkap pada Sabtu sekitar pukul 9 malam. Seorang petugas di kantor polisi distrik Pabedan, Yangon, daerah saat Khin ditangkap pada Sabtu (6/3) menolak mengomentari kabar kematiannya.

Seorang juru bicara tentara (Tatmadaw) Myanmar menolak menjawab panggilan telepon untuk mengomentari kabar tersebut. Ba Myo Thein, anggota NLD dari majelis tinggi parlemen, yang dibubarkan setelah kudeta, mengatakan temuan laporan luka di kepala dan tubuh Khin menimbulkan kecurigaan bahwa dia telah dianiaya selama dalam penahanan. "Sepertinya dia ditangkap pada malam hari dan disiksa dengan kejam. Ini sama sekali tidak bisa diterima," katanya kepada Reuters.

Kelompok advokasi, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan lebih dari 50 pengunjuk rasa telah dibunuh oleh pasukan keamanan. Lebih dari 1.700 orang telah ditahan oleh militer Myanmar.

Tentara selama ini menolak tuduhan menggunakan kekerasan secara berlebihan terhadap pengunjuk rasa. Militer Myanmar berdalih mengambil kekuasaan setelah komisi pemilihan umum menolak tuduhan adanya kecurangan dalam pemilu November lalu yang dimenangkan oleh NLD.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru