Varian COVID-19 Delta Tersebar di 80 Negara Termasuk RI, WHO: Jadi Dominan Secara Global
Dunia

Pejabat Kesehatan Masyarakat Jerman memperkirakan bahwa Varian Delta juga akan dengan cepat menjadi varian dominan di negara tersebut meski tingkat vaksin telah meningkat.

WowKeren - Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan, menyatakan bahwa Varian Delta COVID-19 yang pertama kali ditemukan di India akan menjadi varian dominan secara global. Diketahui, Inggris telah melaporkan lonjakan infeksi dengan Varian Delta.

Sementara itu, pejabat Kesehatan Masyarakat Jerman memperkirakan bahwa Varian Delta akan dengan cepat menjadi varian dominan di negara tersebut meski tingkat vaksin telah meningkat. Rusia juga mencatat rekor infeksi COVID-19 baru di Moskow yang sebagian besar karena Varian Delta.

"Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan transmisibilitasnya," jelas Dr Swaminathan dalam konferensi pers, Jumat (18/6).

Dalam kesempatan tersebut, Dr Swaminathan juga menyuarakan kekecewaan atas gagalnya Vaksin COVID-19 CureVac dalam memenuhi standar kemanjuran WHO. Terlebih dengan adanya varian baru yang lebih mudah menular maka dibutuhkan vaksinasi baru yang efektif.


Sebagai informasi, CureVac adalah sebuah perusahaan bioteknologi Jerman yang turut mengembangkan vaksin mRNA COVID-19. Sayangnya efektivitas Vaksin COVID-19 CureVac hanya mencapai 47 persen dalam uji coba tahap akhir, masih di bawah patokan WHO yang mencapai 50 persen.

Dengan efektivitas vaksin mRNA serupa buatan Pfizer, Moderna, dan BioNTech yang mencapai 90 persen, Dr Swaminathan mengatakan dunia telah barharap banyak pada CureVac. "Hanya karena ini adalah vaksin mRNA yang lain, kami tidak dapat menganggap semua vaksin mRNA sama, karena masing-masing memiliki teknologi yang sedikit berbeda," ujar Dr Swaminathan.

Di sisi lain, CureVac mengutip temuan varian COVID-19 dalam laporan uji cobanya. Pihak CureVac mengaku telah mendokumentasikan setidaknya 13 varian COVID-19 yang beredar dalam populasi penelitiannya.

Sebelumnya, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, Maria van Kerkhove, mengungkapkan bahwa Varian Delta sudah menyebar di 80 negara di dunia, termasuk Indonesia. Ia juga mengatakan bahwa sejumlah varian yang dianggap mengkhawatirkan telah menunjukkan peningkatan penularan. Yang mana artinya, varian tersebut memiliki peluang untuk bermutasi.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru