Hakim Agung Radikal Iran Jadi Presiden, PM Israel Siaga Langsung 'Sentil' Perjanjian Nuklir
Dunia

PM Israel Naftali Bennett mengingatkan dunia akan ancaman usai Hakim Agung garis keras Ebrahim Raisi terpilih sebagai Presiden Iran pada akhir pekan lalu, termasuk soal perjanjian nuklir.

WowKeren - Timur Tengah kembali bergejolak usai Iran menggelar pemilihan umum untuk memilih presiden baru penerus Hassan Rouhani. Dan sejak akhir pekan lalu Kementerian Dalam Negeri Iran telah mengumumkan bahwa Hakim Agung Iran, Ebrahim Raisi, terpilih menjadi presiden setelah mengamankan sampai 60 persen suara.

Kemenangan ini sontak menjadi sorotan dunia karena sosok Raisi yang dikenal radikal terhadap Iran. Muncul beragam dugaan bahwa Iran siap berjuang mati-matian melawan berbagai sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat kepada negaranya, hingga melanjutkan perjanjian nuklir dengan negara-negara Eropa.

Isu inilah yang seketika dilancarkan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Dalam rapat kabinet perdananya hari Minggu (21/6) kemarin, Bennett mendesak dunia untuk "bangun" dan mewaspadai bergulirnya kembali perjanjian nuklir dengan Tehran. Pernyataan Bennett ini pun seperti benar adanya karena pembicaraan soal nuklir Iran dan Eropa tengah bergulir kembali.


Bennett juga menyinggung perihal Pimpinan Tinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei yang telah memilih sosok yang salah sebagai penerus Rouhani. Sebab oleh AS, sosok Raisi sampai mendapat sanksi karena eksekusi massal yang dilakukannya terhadap ribuan tahanan poltik di akhir perang Iran dan Irak pada 1988 silam, meski tudingan ini tak pernah ditanggapi spesifik oleh Raisi.

"(Ayatollah Ali Khamenei telah memilih) algojo Theran menjadi presiden Iran berikutnya," terang Bennett, dilansir dari ABC News, Senin (21/6). "Pria yang terkenal di antara penduduk Iran dan dunia sebagai pemimpin komite yang mengeksekusi ribuan penduduk Iran tak berdaya selama bertahun-tahun."

Ketegangan Iran dengan beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Israel memang bukan barang baru lagi. Bahkan pada awal 2020 silam sempat beredar kekhawatiran pecahnya perang dunia ketiga imbas serangan AS, di bawah arahan Presiden ke-45 Donald Trump, yang menewaskan komandan pasukan elit Quds Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani.

Sedangkan di rapat kabinet yang sama, PM Bennett sempat "mengancam" kelompok militan Palestina, Hamas. "Kesabaran kami sudah habis," tegas Bennett, meski tak menjelaskan detail rencana apa yang akan dibuat Israel kepada Palestina ke depannya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru