Perusahaan Jepang Lakukan Uji PCR ke Air Limbah Antisipasi Dini Penyebaran COVID-19
pixabay.com/smooveo
Dunia

Perusahaan tersebut mengatakan jika dibandingkan dengan pengujian secara massal di awal, pengujian limbah dengan menggunakan tes PCR dinilai lebih mudah dan efisien.

WowKeren - Berbagai penelitian mengenai virus COVID-19 masih terus dilakukan hingga kini. Hal tersebut mengingat virus tersebut masih terbilang baru sehingga perlu dilakukan lebih banyak studi untuk mengenal virus ini lebih jauh.

Termasuk salah satunya mengenai penularan. Selain disebut menular melalui droplet, virus corona juga rupanya ditemukan pada kotoran manusia atau feses.

Sebuah anak perusahaan pembuat peralatan presisi Shimadzu Corp. di Jepang menawarkan untuk melakukan tes reaksi berantai polimerase (PCR) pada limbah rumah tangga yang mengalir dari gedung-gedung. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melacak lebih cepat di dari mana virus corona muncul.

Karena virus yang menyebabkan COVID-19 diketahui ada di kotoran orang yang terinfeksi sebelum mereka mengembangkan gejala, perusahaan mengatakan dapat mengidentifikasi kemungkinan lokasi masalah melalui pemeriksaan limbah. Nantinya, jika memang ada air limbah yang ternyata terbukti positif COVID-19 saat dilakukan tes PCR, maka Shimadzu Techno-Research Inc. merekomendasikan agar semua penghuni bangunan yang ditargetkan diperiksa di institusi medis.


Cara ini disebut lebih praktis. Perusahaan tersebut mengatakan jika dibandingkan dengan pengujian secara massal di awal, pengujian limbah dengan menggunakan tes PCR terbilang lebih mudah dan efisien.

Metode ini dilakukan dengan melibatkan beberapa personel perusahaan. Mereka akan menempatkan kapas penyerap yang dibungkus dengan jaring ke lubang got di dalam bangunan klien selama 24 jam. Lalu kemudian melakukan tes PCR pada air yang diserap tadi.

Untuk hasilnya sendiri, akan bisa dilihat dalam beberapa hari. Perusahaan mengatakan jika pengujian yang dilakukan secara rutin akan mendatangkan keuntungan. Dengan rutin melakukan testing maka virus corona bisa diketahui secara lebih awal.

Shimadzu Techno-Research merekomendasikan agar fasilitas publik menerapkan metode ini, termasuk seperti fasilitas lansia dan sekolah-sekolah. Adapun biaya yang dibebankan adalah sekitar 70.000 yen.

Sementara itu, Jepang hingga kini telah mencatat lebih dari 780.000 kasus COVID-19 dengan total kematian mencapai 14.400 jiwa. Negara tersebut saat ini masih berkutat dengan gelaran Olimpiade Tokyo yang menuai kontroversi.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru