COVID-19 Varian Delta Menyebar Hampir Ke Seluruh Dunia, Uni Eropa Sebut Capai 90 Persen Kasus
pixabay.com
Dunia

WHO telah memperingatkan bahwa varian Delta telah menyebar ke hampir seluruh negara di dunia dan menjadi wabah global. Sementara itu, Uni Eropa menyebut varian Delta menjadi kasus terbanyak COVID-19 di wilayahnya.

WowKeren - Pandemi COVID-19 masih menyerang negara-negara di dunia hingga sekarang. Belakangan, COVID-19 varian Delta disebut telah menyebar ke hampir seluruh negara yang mengalami pandemi.

Varian Delta pertama kali terdeteksi di India pada Oktober lalu. Hadirnya varian Delta pada saat itu memicu kekhawatiran global. Hal ini dikarenakan hasil dari penelitian menunjukkan varian tersebut lebih cepat menular dan resisten terhadap vaksin dibanding dengan jenis lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, organisasi kesehatan dunia (WHO) menyimpulkan bahwa varian Delta menjadi versi penyakit yang dominan secara global. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Ilmuwan WHO Soumnya Swaminathan dalam konferensi pers di markas besarnya di Jenewa pada Jumat (18/6) lalu.

Sementara itu, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19 Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa varian Delta telah menyebar ke-92 negara dan wilayah seluruh dunia. Seperti yang diketahui, varian Delta ini membuat India "dibanjiri" oleh kasus COVID-19 hingga seluruh tenaga kesehatan kewalahan, serta angka kematian yang sangat tinggi.


WHO menyampaikan beberapa laporan ditemukan bahwa varian Delta juga menyebabkan gejala yang lebih parah, namun tetap diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal tersebut. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa varian Delta berpotensi menjadi lebih mematikan karena lebih cepat dan agresif dalam menularkan virusnya.

Lebih parahnya lagi, varian Delta ini ternyata masih terus bermutasi seiring dengan penyebarannya yang semakin meluas. Pada Rabu (23/6) kemarin, India melaporkan adanya kasus mutasi varian Delta yang disebut dengan Delta Plus sebanyak 40 orang.

Di sisi lain, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) menyampaikan bahwa varian Delta COVID-19 akan mewakili 90 persen dari seluruh jenis virus yang beredar di Uni Eropa, dan diprediksi akan terjadi hingga akhir Agustus 2021. Pengumuman ini dikeluarkan menindaklanjuti peringatan dari WHO yang menyatakan varian itu menjadi dominan secara global.

Menanggapi lonjakan kasus varian Delta di Inggris, pihak berwenang berencana untuk melaksanakan percepatan vaksinasi COVID-19. Kemudian akan mencabut kebijakan penguncian wilayah atau lockdown.

"Sangat mungkin bahwa varian Delta akan beredar luas selama musim panas, terutama di antara individu yang lebih muda yang tidak ditargetkan untuk vaksinasi," bunyi keterangan ECDC.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait