74 Persen Warga Thailand Tolak Rencana Pemerintah Buka Wisata untuk Turis Asing dalam 120 Hari
Dunia

Sebagian besar orang yang disurvei dalam jajak pendapat percaya bahwa membuka kembali negara itu untuk turis internasional tidak sebanding dengan risikonya.

WowKeren - Thailand beberapa waktu lalu mengumumkan bahwa pemerintah akan membuka kembali negara tersebut secara menyeluruh dalam waktu 120 hari ke depan. Namun rupanya, rencana ini tampaknya tak sepenuhnya mendapat dukungan dari dalam negeri.

Survei membuktikan hampir 74 persen rakyat Thailand tidak senang dengan rencana yang disampaikan oleh PM Prayut Chan-o-cha itu pekan lalu. Dalam jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh Institut Nasional Administrasi Pembangunan, mayoritas orang yang disurvei menentang pembukaan kembali dalam waktu kurang dari 4 bulan.

Jajak pendapat NIDA mewawancarai 1.311 orang melalui telepon di seluruh Thailand. Survei itu dilakukan selama kurun waktu empat hari, 22 hingga 25 Juni terhadap orang-orang berusia 15 tahun ke atas. Mereka berasal dari berbagai latar pendidikan dan pekerjaan.


Ketika ditanya apakah mereka setuju dan mendukung keputusan untuk membuka kembali Thailand, 73,5 persen mengatakan mereka tidak setuju. Dari jumlah tersebut, 53,6 persen sepenuhnya tidak setuju dan sepenuhnya menentang pembukaan kembali.

Sebagian besar orang yang disurvei dalam jajak pendapat percaya bahwa membuka kembali negara itu untuk turis internasional tidak sebanding dengan risikonya. Sehingga mereka menilai rencana itu bisa diwujudkan sampai pandemi bisa-benar-benar terkendali. Tak hanya itu, mereka juga percaya bahwa setiap pembicaraan tentang pembukaan kembali tidak boleh dipertimbangkan secara serius sampai mayoritas orang di Thailand telah divaksinasi sepenuhnya.

Para responden juga ditanyai apakah mereka yakin pemerintah mampu mencapai pembukaan kembali pada Oktober. Hasilnya, 1 persen orang menolak untuk menjawab atau tidak memiliki pendapat. Sedangkan hampir 72 persen mengatakan tidak. Mereka tidak percaya pada kemampuan pemerintah untuk menahan COVID-19 dan membuka kembali dengan aman. Hanya 27 persen dari mereka yang disurvei berpendapat bahwa pemerintah dapat melakukannya.

Lebih jauh survei itu juga mengungkap bahwa hanya ada 9 persen dari orang yang disurvei mengatakan bahwa mereka akan mengambil risiko pembukaan kembali dan tidak meminta pertanggungjawaban pemerintah atas wabah apa pun yang terjadi sebagai akibatnya. Sedangkan 24,5 persen mengatakan bahwa mereka akan bersedia menerima risiko selama pemerintah bertanggung jawab penuh untuk menangani wabah berikutnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait