Pekerja Medis Alami Burnout Berat karena Kewalahan Catat Angka Tinggi di Malaysia
Dunia

Kelelahan di antara kalangan tenaga medis disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang paling umum salah satunya adalah ketidakpastian tentang berapa lama pandemi akan berlangsung.

WowKeren - Kelelahan telah menyebabkan sejumlah besar tenaga kesehatan Malaysia mengalami burnout yang parah. Burnout itu tak hanya disebabkan oleh kelelahan akibat jam kerja yang panjang namun juga kelelahan akibat pandemi.

Menurut situs web Psychology Today, burnout adalah keadaan lelah secara emosional, mental, dan seringkali fisik. Kondisi ini muncul akibat stres yang berkepanjangan atau berulang.

Hal itu sebagaimana diinformasikan oleh Kementerian Kesehatan di tengah kekhawatiran tentang kesehatan mental para stafnya saat mereka menghadapi wabah COVID-19. Pengungkapan tersebut dilakukan usai survei yang dilakukan kementerian terhadap 893 petugas kesehatan baru-baru ini.

Survei itu bertujuan untuk mencari tanda-tanda kelelahan di antara para pekerja medis di sana. Kementerian mengatakan lebih dari setengah responden melaporkan kelelahan terkait faktor pribadi. 39,1 persen lainnya melaporkan kelelahan terkait pekerjaan sementara 17,4 persen menderita kelelahan terkait pasien.


Untuk burnout terkait pekerjaan, angka tertinggi dicatat oleh petugas kesehatan pembantu setempat (PKPP) dan kategori burnout ketiga tertinggi dicatat oleh tenaga paramedis dan tenaga kesehatan swasta. "Sebagian besar dari mereka merasa tidak mendapatkan dukungan psikososial yang cukup di tempat kerja," kata kementerian.

Kelelahan di antara kalangan tenaga medis disebabkan oleh banyak faktor. Faktor paling umum adalah tekanan kerja yang tinggi, ketidakpastian tentang berapa lama pandemi akan berlangsung, shift dan adaptasi untuk prosedur operasi standar yang terus berubah, rencana karier yang terganggu, dan masalah keseimbangan kehidupan dan pekerjaan.

Lonjakan tajam dalam kasus COVID-19 harian selama beberapa bulan terakhir telah kembali meregangkan sistem kesehatan masyarakat. Hal ini memaksa jumlah pekerja yang terbatas untuk bekerja sepanjang waktu dalam upaya untuk menahan pandemi tersebut.

Untuk menghindari kelelahan, tenaga kesehatan akan diberikan cuti tidak tercatat untuk istirahat atau melakukan shift bergilir. Sebagai tindak lanjut masalah ini, pemerintah akan mengerahkan Pertolongan Pertama Psikologis (PFA) kepada mereka yang menunjukkan tanda-tanda awal kelelahan atau depresi dan memberikan konseling.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait