Kasus COVID-19 di Eropa Kembali Meningkat Usai 2 Bulan Melandai
Unsplash/engin akyurt
Dunia

Direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge dalam konferensi pers menegaskan jika meningkatnya kasus tersebut disebabkan karena adanya sejumlah pelonggaran yang diambil.

WowKeren - Meski sudah merebak lebih dari satu tahun, namun tampaknya pandemi COVID-19 belum akan benar-benar lenyap dari muka bumi. Walaupun sejumlah wilayah sempat melaporkan penurunan kasus namun kini di Eropa kasus COVID-19 kembali meningkat.

Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (1/7). Sebelumnya, benua ini mencatat penurunan kasus selama dua bulan terakhir. Organisasi PBB tersebut memperingatkan jika gelombang berikutnya bisa datang sewaktu-waktu.

Direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge dalam konferensi pers menegaskan jika meningkatnya kasus tersebut disebabkan karena adanya sejumlah pelonggaran yang diambil. Termasuk dalam pembatasan sosial hingga meningkatnya intensitas perjalanan.

"Pekan lalu, jumlah kasus naik 10 persen, didorong oleh peningkatan pencampuran, perjalanan, pertemuan, dan pelonggaran pembatasan sosial," ujarnya. "Akan ada gelombang baru di WHO Wilayah Eropa kecuali kita tetap disiplin."


Kluge mengatakan jika ancaman ini tak lepas dari kemunculan varian Delta yang menyebar kian cepat. Varian yang pertama kali dideteksi merebak di India tersebut menular dengan sangat cepat bahkan menyalip varian Alpha yang sebelumnya telah dideteksi lebih dulu di Inggris.

Sebuah laporan oleh badan pengendalian penyakit UE, ECDC, memperkirakan jika varian Delta dapat menyebabkan 90 persen kasus baru di Eropa pada akhir Agustus ini. Bahkan varian ini bisa menjadi strain dominan di wilayah Eropa yang terdiri dari 53 wilayah termasuk beberapa wilayah di Asia Tengah.

Vaksinasi yang kini tengah digencarkan masih belum mampu diandalkan sebagai upaya perlindungan. Vaksin memang terbukti ampuh melindungi dari varian Delta, tetapi tingkat perlindungan yang tinggi membutuhkan dua dosis.

Sementara itu, cakupan vaksin rata-rata di wilayah Eropa WHO masih berada di angka 24 persen dan setengah dari orang tua. Sedangkan 40 persen petugas kesehatan masih belum terlindungi. "Itu tidak dapat diterima, dan itu jauh dari cakupan 80 persen yang direkomendasikan untuk populasi orang dewasa," pungkasnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru