Petugas Kesehatan Protes Ke Junta Di Tengah Lonjakan COVID-19, Myanmar Larang Rakyat Ke Luar Rumah
AFP
Dunia

Lonjakan COVID-19 terjadi di sejumlah negara dunia, termasuk Myanmar. Di saat lonjakan terjadi, petugas kesehatan melakukan aksi protes kepada junta, kemudian pihak berwenang melarang rakyat ke luar rumah.

WowKeren - Pandemi COVID-19 masih menyerang negara-negara di dunia, termasuk Myanmar. Myanmar diketahui juga tengah mengalami lonjakan COVID-19. Selain itu, kudeta yang dilakukan oleh junta hingga saat ini juga belum berakhir.

Sementara itu, belakangan ini, petugas kesehatan Myanmar melakukan aksi protes terhadap junta. Kemudian, pihak berwenang Myanmar memberlakukan kebijakan yang melarang rakyatnya ke luar rumah. Hal ini dikarenakan Myanmar juga tengah mengalami lonjakan COVID-19.

Pihak berwenang melarang rakyatnya ke luar rumah untuk hal-hal yang tidak penting dan darurat. Meski demikian, pihaknya mengizinkan jika ada keperluan darurat seperti alasan yang berhubungan dengan medis.

Adapun kebijakan tersebut diumumkan oleh Kementerian Kesehatan dan Olahraga, Dewan Administrasi Negara sebagaimana junta menyebutnya. Dalam kebijakan tersebut, mereka tidak memberikan kurun waktu sampai kapan akan diterapkan.


Lebih lanjut, pihak berwenang sebelumnya juga telah melakukan penguncian wilayah atau lockdown di kota-kota di bagian Chin Barat yang berbatasan dengan India. Adapun lockdown telah dilakukan sejak Mei lalu. Berdasarkan data sensus 2014, di kota-kota tersebut ada sebanyak 2 juta penduduk.

Per Kamis (1/7), pihak berwenang melaporkan lebih dari 1.500 kasus baru. Angka ini mengalami kenaikan sekitar 100 kasus per hari pada awal Juni. Sementara untuk kasus kematiannya, Myanmar melaporkan ada sekitar 3.347 kematian akibat COVID-19.

Terkait dengan lonjakan COVID-19 yang terjadi di Myanmar, para petugas kesehatan dan perawat telah berjuang untuk mengatasi dan merawat para pasien yang terinfeksi. Hal ini telah berlangsung sejak awal pandemi dan sebelum kudeta terjadi.

Pada tahun lalu, sebagian negara Myanmar memberlakukan lockdown. Meski dalam penerapannya mengalami berbagai kendala seperti pilihan antara mengikuti aturan pemerintah untuk tetap di rumah, atau melanggar agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Hal ini merupakan persoalan yang wajar bagi negara berkembang ketika menerapkan lockdown.

Sementara itu, Myanmar pada pekan lalu, bernegoisasi dengan Tiongkok untuk bisa membeli vaksin COVID-19 lebih banyak lagi. Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Myanmar. Sebelumnya, Myanmar telah mendapatkan 1,5 juta dosis vaksin dari India di awal tahun 2021.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait