WHO Sebut Corona Delta Sudah Infeksi 98 Negara, Vaksin Tak Lagi Ampuh?
pmb.lipi.go.id
Dunia

WHO mengungkap virus Corona varian Delta sudah mendominasi kasus COVID-19 global, rata menginfeksi baik di negara dengan tingkat vaksinasi tinggi maupun rendah.

WowKeren - Lonjakan besar kasus COVID-19 bukan hanya dicatatkan di Indonesia tetapi juga secara global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jelas tak melewatkan investigasi di balik krisis kesehatan ini dan menemukan bahwa varian Delta dari virus Corona lah yang kemungkinan besar menyebabkannya.

Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut bahwa varian yang semula dijumpai di India ini telah menginfeksi setidaknya 98 negara dan region. Yang menjadi sorotan, varian ini berkembang dengan luar biasa cepat, baik di negara dengan tingkat vaksinasi rendah maupun tinggi.

"Di negara-negara dengan cakupan vaksinasi COVID-19 yang rendah, pemandangan mengerikan rumah sakit dengan 'banjir' pasien menjadi hal yang awam ditemui," kata Ghebreyesus dalam konferensi persnya, Jumat (2/7). "Tetapi tidak ada negara yang benar-benar bebas."

Ghebreyesus menggambarkan varian ini sebagai sesuatu yang sangat berbahaya. "Dan terus-menerus berevolusi dan bermutasi sehingga diperlukan evaluasi konstan serta penyesuaian respons kesehatan publik yang hati-hati," imbuhnya.


Lantas dengan fenomena ini, apakah membuktikan bahwa vaksinasi yang selama ini dikejar tidak memberikan manfaat yang semestinya? Kepala Peneliti WHO Soumya Swaminathan menekankan bahwa semua vaksin COVID-19 yang sudah mendapat izin penggunaan darurat dari WHO masih efektif melawan varian Delta.

"Kabar baiknya, semua vaksin yang masuk di daftar darurat pemakaian WHO masih mampu melindungi," jelas Swaminathan. "Melawan gejala parah, tingkat perawatan di rumah sakit, dan kematian akibat varian Delta."

Namun pernyataan ini sekaligus menegaskan bahwa vaksin yang diklaim efektif ini tak mampu memastikan penerimanya tidak akan terinfeksi varian Delta. "Tidak ada di antara vaksin itu yang 100 persen protektif," terang Swaminathan.

"Karena itulah Anda masih bisa terinfeksi walaupun sudah divaksin," sambungnya. "Namun Anda berpeluang (terinfeksi COVID-19) dengan gejala ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali, sehingga potensi Anda mengalami gejala klinis berat sangat, sangat rendah."

WHO memasukkan Pfizer-BioNTech, AstraZeneca-Oxford, Johnson & Johnson, dan Moderna dalam produk vaksin yang mendapat izin penggunaan darurat. Selain itu vaksin COVID-19 Tiongkok seperti Sinopharm dan Sinovac juga sudah masuk ke daftar tersebut.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait