BEM Unnes menjuluki Wapres Ma'ruf Amin sebagai 'King of Silent' yang ternyata cuma ditanggapi dengan tawa oleh sang RI 2. Begini penjelasan Jubir Ma'ruf Amin.
- Elvariza Opita
- Kamis, 08 Juli 2021 - 17:52 WIB
WowKeren - Mahasiswa semakin menunjukkan keberaniannya dalam mengkritik pemerintahan, yang akhir-akhir ini disampaikan lewat meme dan julukan unik. Salah satunya untuk Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang dijuluki sebagai "King of Silent" oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unnes.
Namun rupanya kritikan ini hanya ditanggapi dengan tawa oleh Ma'ruf, demikian disampaikan oleh juru bicaranya, Masduki Baidlowi. "Reaksi (beliau) biasa-biasa saja, ketawa-ketawa saja," tuturnya, Rabu (7/7) sore.
Masduki memastikan Ma'ruf tak marah atau tersinggung dengan kritikan tersebut. Ma'ruf juga disebutnya tak mempermasalahkan kritikan serta tidak akan menggunakan jaringan buzzer untuk menangkis berbagai pemberitaan miring yang diterimanya.
Meski demikian, Masduki menilai tidak benar jika Ma'ruf dianggap tidak bekerja. "Ini saya kira tidak benar, karena pada dasarnya Wapres bekerja dengan baik," kata Masduki, dikutip dari Kompas TV, Kamis (8/7).
Sebab Ma'ruf bekerja sesuai koordinasi dengan Presiden Joko Widodo. Dan sejatinya kedua lembaga negara ini pun bukan bertindak sebagai eksekutor yang merupakan wewenang Kementerian/Lembaga.
"Sebagaimana kita ketahui bahwa Presiden dan Wakil Presiden itu kan bukan pekerja eksekutorial, bukan yang mengeksekusi," kata Masduki. "Wapres itu adalah bekerja untuk mengoordinasi terhadap pekerjaan Presiden, tapi kemudian dilimpahkan kepada Wakil Presiden."
Dan bagi Masduki, dalam kapasitasnya tersebut, Ma'ruf sudah bekerja dengan baik. Apalagi juga Masduki memahami prinsip sang ulama yang enggan menyampaikan kembali urusan yang telah diucapkan Presiden, Menteri, atau Kepala Lembaga lain sebelumnya.
"Sepanjang terhadap tugas fungsi itu," papar Masduki. "Wapres di mata saya, bahkan juga di mata yang lain yang mendampingi, itu sudah bekerja dengan cukup baik."
"Wapres kita bukan pemarah, itu yang harus dicatat dengan garis besar. (Bukan) yang kalau dikritik marah, biasa-biasa saja," sambungnya. "Beliau itu profil ulama ya. Beliau ini tidak mudah goyah oleh penilaian orang."
Karena itu pula, kritikan dari mahasiswa, menurut Masduki, bukan sesuatu yang perlu dipersoalkan. "Kita juga pernah menjadi mahasiswa. Salah satu (cirinya) daya kritisnya, kritik terhadap keadaan itu syarat mahasiswa dengan independensinya," pungkas Masduki.
(wk/elva)
