Penanganan Pandemi COVID-19 Kacau, Massa Turun ke Jalan Desak PM Thailand Lengser
pixabay.com/PTLlab
Dunia

Selain itu, putri kembar PM Prayut Chan-o-cha juga mendapat sebuah surat yang meminta mereka untuk menyampaikan pesan kepada ayah mereka bahwa ia harus mengundurkan diri.

WowKeren - Sejumlah pengunjuk rasa pro-demokrasi turun ke jalanan Thailand pada Minggu (1/8). Mereka berkumpul di Monumen Demokrasi Bangkok menuntut Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha agar segera mengundurkan diri.

Dilaporkan bahwa demonstrasi serupa juga diadakan di provinsi lain. Seperti Nakhon Ratchasima/Korat tempat tinggal para aktivis yang terkait dengan kelompok Ratsadon. Pemimpin Ratsadon Parit Chiwarak AKA Penguin mengatakan konvoi akan membunyikan klakson sebagai tanda protes terhadap PM.

Aksi unjuk rasa ini pada dasarnya dilakukan sebagai protes terhadap penanganan pandemi COVID-19 yang dilakukan oleh pemerintah. Pengikut Parit mengatakan pemerintah Prayut yang harus disalahkan atas situasi pandemi, yang telah merenggut nyawa 4.000 orang di Thailand. Banyak pengunjuk rasa terlihat memberi hormat 3 jari kepada PM.


Tak hanya itu, putri kembar Prayut juga sebelumnya menjadi sasaran mereka yang tidak puas dengan penanganan COVID-19 oleh sang ayah. Melansir Thaiger, mantan teman sekelas putri-putri PM menulis surat kepada mereka dan meminta ayah mereka untuk mengundurkan diri.

Sebuah surat bersama dikirim ke putri kembar PM Prayut Chan-o-cha, Tanya dan Nittha, meminta mereka untuk menyampaikan pesan kepada ayah mereka bahwa ia harus mengundurkan diri karena dianggap tidak becus dalam menangani COVID-19. Surat itu dikirim oleh mantan teman sekelas putri dan ditujukan kepada "Nyonya Ploy" dan "Nyonya Ploen".

Surat itu mengatakan bahwa banyak teman sekelas telah mengalami kesulitan selama beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan PM. Penulis mengatakan kesalahan manajemen ayah mereka terhadap situasi COVID-19 telah membuat Thailand kacau balau.

Kondisi yang kacau ini bisa dilihat dari orang-orang terbaring mati di jalan-jalan, rumah sakit yang penuh sesak, orang-orang yang menunggu dengan putus asa di rumah untuk perawatan, dan yang lainnya kehilangan pekerjaan atau bunuh diri. Mereka mengatakan Prayut harus bertanggung jawab atas kesalahan manajemen situasi pandemi dengan segera mengundurkan diri untuk memungkinkan orang lain memimpin negara dalam sistem demokrasi.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru