Studi Inggris Sebut Penerima Vaksin Penuh Hampir Tak Bisa Tularkan Virus Jika Positif COVID-19
Flickr/jbsapublicaffairs
Dunia

Peneliti Imperial College London membenarkan bahwa penerima vaksin masih berpotensi terkena COVID-19, namun setidaknya mereka hampir tak bisa menularkan virusnya.

WowKeren - Vaksinasi digadang-gadang menjadi cara untuk menghentikan wabah COVID-19. Namun acapkali ide vaksinasi ini ditentang karena penerima dosis penuh pun masih berpotensi untuk terinfeksi virus Corona tersebut.

Fakta ini pun tak ditepis oleh peneliti Imperial College London yang bekerja sama dengan perusahaan riset pasar Ipsos MORI di Inggris. Berdasarkan hasil penelitian jangka panjang mereka terhadap 98.233 sampel swab pada rentang 24 Juni sampai 12 Juli, setidaknya sepertiga dari penerima dosis penuh vaksin masih berpeluang tertular COVID-19.

Namun angka ini tidak bisa ditelan mentah-mentah melainkan dibandingkan dengan mereka yang belum divaksin. Tingkat prevalensi mereka yang belum divaksin untuk tertular COVID-19 sampai 1,21 persen, sedangkan untuk yang sudah divaksin hanya 0,4 persen, alias hanya sepertiga kali kemungkinan dari mereka yang belum divaksin.

Temuan lain yang patut digarisbawahi, mereka yang sudah menerima dosis penuh vaksin COVID-19 sangat kecil kemungkinan untuk menularkan virus Corona bila dikonfirmasi positif. Data ini yang membuat Profesor Paul Elliott dari Imperial College London terus mendorong publik untuk segera divaksin.


"(Data ini) mengonfirmasi data kami sebelumnya," terang Elliott. "Bahwa kedua dosis vaksin mampu memberikan perlindungan yang baik untuk mencegah tertular COVID-19."

"Tetapi kita juga bisa melihat ada risiko infeksi, karena tidak ada vaksin yang 100 persen efektif," sambungnya, menerangkan alasan mengapa penerima vaksin pun masih berpotensi terpapar COVID-19. "Dan kita juga tahu mereka yang sudah divaksin penuh pun masih bisa sakit akibat virus Corona."

Elliott pun menyoroti data dari tim penelitinya dengan fakta bahwa pemerintah Inggris kini sudah membuka berbagai pembatasan COVID-19 di negara mereka. "Jadi dengan banyaknya pelonggaran, kita harus tetap bertindak waspada demi melindungi satu sama lain dan tentu saja mengendalikan tingkat infeksi."

Inggris dan beberapa negara Eropa kini mulai melonggarkan pembatasan COVID-19 karena tingkat vaksinasi yang sudah tergolong baik, mengikuti jejak Amerika Serikat misalnya yang sudah menerapkannya terlebih dahulu. Namun kini diketahui juga AS tengah berjibaku melawan lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Delta.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru