Imbas Pandemi COVID-19, Agen Perjalanan Di Jepang Terpaksa Jual Gedung Kantor Pusat
Pexels/ Charmaine
Dunia

Agen perjalanan di Jepang terpaksa harus menjual gedungnya, termasuk kantor pusat di Tokyo untuk menopang kasnya. Hal ini terjadi lantaran selama pandemi, mengalami penurunan.

WowKeren - Pandemi COVID-19 yang telah menyerang negara di dunia selama ini telah memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan. Banyak sektor yang mengalami kegoyahan akibat pandemi, termasuk perekonomian dan pariwisata.

Pada Selasa (14/9), agen perjalanan Jepang yakni JTB Corp. mengumumkan bahwa mereka menjual kantor pusatnya yang berada di Tokyo, serta gedung lainnya di Osaka. Hal ini dilakukan di tengah mengembangkan upaya restrukturisasi yang bertujuan untuk menopang keuangannya imbas pandemi.

Selama pandemi berlangsung, JTB Corp. mengungkapkan bahwa permintaan layanan agen perjalanan turun drastis. "JTB menjual gedung itu seharga beberapa puluhan miliar yen untuk meningkatkan cadangan kasnya," terang seorang sumber perusahaan dilansir dari Kyodo News.

Sementara itu, juru bicara JTB enggan mengomentari secara langsung mengenai spesifik seputar nilai jual atau nama pembeli gedung tersebut. "Perusahaan akan terus menggunakan gedung di Shunagawa Ward Tokyo sebagai kantor pusatnya berdasarkan kontrak sewa," jelas sumber.


Agen perjalanan Jepang saat ini tengah fokus dan berusaha untuk bisa mengatasi kerugian yang ditimbulkan akibat pandemi COVID-19. Selama pandemi berlangsung, mencetak rekor kerugian bersih sebesar 105,2 miliar yen (setara Rp13,62 triliun) pada Maret lalu.

Adapun alasan di balik kemrosotan pengguna layanan agen perjalanan di Jepang itu dikarenakan adanya kebijakan mengenai COVID-19. Seperti pembatasan perjalanan dan rasio kecukupan modal perusahaan yang turun menjadi 6,9 persen pada akhir Maret lalu, dari 24,3 persen di tahun 2020.

Selain itu, dengan terpaksa, JTB berencana untuk mengurangi jumlah karyawan grupnya hingga 7.200 orang. Tak hanya itu, pihaknya juga berencana akan menutup 115 gerai domestik, atau sekitar 25 persen dari total.

Adapun rencana itu dilakukan JTB sebagai upaya untuk memangkas biaya. Di samping itu juga untuk bisa mengumpulkan 30 miliar yen atau setara Rp3,8 triliun. Hal ini perlu dilakukan untuk memperkuat basis modalnya melalui penjatahan pihak ketiga saham dengan lembaga keuangan.

Hal serupa tampaknya juga dilakukan oleh salah satu pesaingnya di sektor domestik yakni HIS Co. yang menjual kantor pusatnya di Minato Ward. Gedung tersebut dijual seharga 32,5 miliar yen atau setara Rp4,2 triliun untuk meningkatkan posisi kasnya.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait