AS Akui Salah Tembak Drone dan Malah Tewaskan Warga Sipil Afghanistan
AP Photo/Bernat Armangue
Dunia

AS menembakkan drone di Kabul, Afghanistan pada 29 Agustus 2021 dengan dalih menggagalkan upaya bom bunuh diri. Kini terungkap korban ternyata warga sipil yang aktif sebagai relawan.

WowKeren - Beberapa waktu lalu Amerika Serikat menembakkan drone di Kabul, Afghanistan, dengan dalih menggagalkan aksi bom bunuh diri. Kala itu AS tengah "emosi" usai kelompok ekstremis ISIS-K meledakkan bom bunuh diri di dekat Bandara Kabul dan berujung menewaskan belasan tentara Negeri Paman Sam.

Sayangnya serangan drone tersebut kini terungkap salah sasaran. Sebab bukannya menewaskan bagian dari ISIS-K, sepuluh korban tewas dalam serangan tersebut merupakan warga sipil, dengan salah satunya aktif sebagai relawan kemanusiaan.

Pengakuan ini disampaikan Pusat Komando AS, Jenderal Frank McKenzie dalam konferensi persnya Jumat (17/9). McKenzie menggambarkan situasi ini sebagai kesalahan tragis yang merupakan tanggung jawabnya sebagai pimpinan.

"Serangan ini dilakukan dengan keyakinan penuh dapat mencegah ancaman lebih jauh terhadap pasukan kami serta pengungsi di bandara. Tetapi itu adalah kesalahan dan saya menyampaikan permintaan maaf setulus-tulusnya," ujar McKenzie, dikutip dari UPI News, Sabtu (18/9). "Sebagai komandan, saya bertanggung jawab penuh atas serangan dan hasil yang tragis ini."


Dalam kesempatan yang sama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin III juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Ia juga menegaskan bahwa pengemudi mobil nahas tersebut, Zemari Ahmadi, tidak terlibat dengan ISIS-K dan merupakan pekerja di kelompok bantuan kemanusiaan Nutrisi dan Pendidikan Internasional.

"Kami sekarang tahu bahwa tidak ada hubungan antara Ahmadi dan ISIS-Khorasan. Bahwa kegiatannya pada hari itu sama sekali tidak berbahaya dan sama sekali tidak terkait dengan ancaman yang kami yakini akan kami hadapi," ujar Austin. "Bahwa Ahmadi juga tidak bersalah, selayaknya korban lain yang terbunuh secara tragis."

Austin juga menekankan bahwa Kemenhan AS akan belajar banyak dari kesalahan mengerikan ini. Selain itu Austin juga telah memerintahkan investigasi lebih dalam soal penyerangan drone kala itu untuk memastikan bahwa langkah-langkah pertanggungjawaban yang benar telah diambil.

AS dilaporkan melakukan serangan drone pada 29 Agustus 2021 dan berdalih demi mencegah aksi bom bunuh diri. AS kala itu menyebut mobil meledak lebih keras setelah ditembak drone dan itu membuktikan terdapat bahan peledak di dalamnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru