Hasil Studi Internasional Nyatakan Varian Delta Terhadap Anak Tak Berlangsung Lama
/Kevin Yatarola
Dunia

COVID-19 saat ini telah banyak bermutasi, seperti varian Delta dan Mu. Seperti yang diketahui, varian Delta menjadi virus yang tingkat penularan dan penyebarannya lebih cepat dibanding lainnya.

WowKeren - Pandemi COVID-19 hingga saat ini masih berlangsung di negara dunia. Setiap negara juga masih terus berupaya untuk bisa menangani dan keluar dari pandemi.

Di sisi lain, virus COVID-19 disebut akan terus bermutasi, baik lokal maupun dari luar negeri. Adapun jenis varian COVID-19 yang telah muncul dan menyebar adalah seperti Delta dan Mu.

Baru-baru ini, sebuah studi internasional melaporkan bahwa gejala COVID-19 pada anak-anak dan remaja jarang bertahan lebih dari 12 minggu. Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa paparan varian Delta yang sangat menular itu tidak mengakibatkan efek yang serius pada anak-anak dibandingkan dengan varian sebelumnya. Bahkan sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala atau ringan.

Meski demikian, melansir UPI, penelitian itu disebut memang mencakup temuan yang "meresahkan". Hal ini lantaran orang muda dengan kondisi memiliki penyakit yang sudah ada sebelumnya, seperti obesitas, penyakit ginjal kronis, penyakit jantung atau gangguan kekebalan, disebut 25 kali lebih mungkin terkena COVID-19 parah daripada anak-anak.


Lebih lanjut, sebuah tinjauan baru-baru ini, menemukan bahwa COVID-19 yang parah terjadi pada 5 persen dari mereka yang memiliki kondisi penyakit bawaan. "Dan kurang dari 1 persen lainnya," terang para peneliti.

"Diperlukan lebih banyak data untuk menggambarkan beban COVID-19 pada anak-anak dan remaja menyusul munculnya varian Delta yang sangat menular dan karena orang dewasa telah diprioritaskan untuk vaksin," ungkap Andrew Steer dari Murdoch Children's Research Institute, di Melbourne, Australia.

Sementara itu, Dr. Petra Zimmermann dari University of Fribourg, Swiss, menyatakan bahwa gejala COVID-19 yang lama sulit dipisahkan dari efek tidak langsung penyakit pada anak-anak adalah penutupan sekolah dan tidak dapat menghabiskan waktu bersama teman atau melakukan olahraga atau hobi.

"Ini menyoroti mengapa sangat penting bahwa penelitian di masa depan melibatkan kelompok kontrol yang lebih ketat, termasuk anak-anak dengan infeksi lain dan mereka yang dirawat di rumah sakit atau perawatan intensif karena alasan lain," terang Zimmermann dalam rilis berita MCRI.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru