Karyawati Pemkot Kabul Diperintah Berdiam Diri di Rumah Oleh Taliban
Dunia

Wali Kota sementara Kabul mengungkapkan bahwa sebelum Taliban mengambil alih Afghanistan bulan lalu, pegawai wanita di pemerintah kota Kabul hanya mencapai sepertiga dari total hampir 3.000 pegawai.

WowKeren - Wanita pegawai pemerintah kota Kabul di Afghanistan diperintahkan untuk berdiam diri di rumah. Hal ini diungkapkan oleh Hamdullah Namony, Wali Kota sementara Kabul yang ditunjuk Taliban, pada Minggu (19/9).

Menurut Namony, hanya karyawati yang tak bisa digantikan oleh laki-laki saja yang diizinkan melapor untuk bekerja. Termasuk pekerja terampil di departemen desain dan teknik, serta petugas wanita di toilet umum perempuan.

"Ada beberapa area yang tak bisa dilakukan laki-laki, kami harus meminta staf perempuan kami untuk memenuhi tugasnya, tidak ada alternatif untuk itu," ujar Namony.

Sang Wali Kota menyatakan bahwa keputusan akhir tentang karyawan wanita di departemen kota Kabul masih tertunda. Namony mengungkapkan bahwa sebelum Taliban mengambil alih Afghanistan bulan lalu, pegawai wanita di pemerintah kota Kabul hanya mencapai sepertiga dari total hampir 3.000 pegawai.


Hal ini menambah kekhawatiran tentang Taliban selaku penguasa baru Afghanistan yang berpotensi membatasi wanita dalam kehidupan publik. Di masa pemerintahan mereka sebelumnya pada 1990-an, Taliban telah melarang anak perempuan dan wanita untuk bersekolah dan bekerja.

Selain itu, Namony juga mengatakan bahwa pemerintah telah mulai menghilangkan penghalang keamanan di Kabul. Penghalang yang biasa didirikan di dekat kementerian, kedutaan besar, dan rumah pribadi politikus tersebut telah menjadi pemandangan biasa di Kabul selama bertahun-tahun.

Di sisi lain, belasan wanita melakukan protes di luar Gedung Kementerian Urusan Perempuan Afghanistan pada Minggu (19/9). Diketahui, Taliban menutup Kementerian tersebut dan menggantinya dengan "Kementerian Khotbah dan Bimbingan dan Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan" yang bertugas menegakkan hukum Islam.

"Mengapa mereka mengambil hak kita?" kata salah satu pengunjuk rasa bernama Basira Tawana, melansir The Guardian. "Kami di sini untuk hak kami dan hak putri kami."

Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung sekitar 10 menit. Setelah konfrontasi verbal singkat dengan seorang pria, para wanita itu masuk ke mobil dan pergi.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait