Kejam! Taliban Gantung Jenazah di Alun-Alun dengan Crane, Diklaim Pelaku Penculikan
AFP/Noorullah Shirzada
Dunia

Taliban mengklaim menangkap 4 pelaku penculikan dan terpaksa menembak mati mereka demi membebaskan korban. Jenazah pelaku pun kemudian 'dipamerkan' Taliban di alun-alun kota.

WowKeren - Taliban siap kembali menerapkan hukuman "kejam" di Afghanistan. Usai mengaktifkan kembali sanksi potong tangan untuk pelaku pencurian, Taliban bahkan kini tega menggantung dan "memamerkan" jenazah pelaku kejahatan di alun-alun.

Mengutip Al Jazeera terdapat empat tubuh tak bernyawa yang ditunjukkan di Alun-Alun Mostofiat di Herat, Afghanistan, dengan salah satu di antaranya bahkan digantung menggunakan crane. Keempat jenazah tersebut diklaim Taliban sebagai pelaku penculikan.

Mohammad Nazir, salah satu warga setempat, mengaku sedang berbelanja di dekat alun-alun ketika ia mendengar pengumuman. Sumber suara meminta warga untuk berkumpul dan terlihatlah tubuh-tubuh tak bernyawa yang siap ditunjukkan oleh Taliban.

"Ketika saya maju, saya melihat mereka membawa tubuh di bak truk," tutur Nazir kepada Reuters, dikutip pada Minggu (26/9). "Lalu mereka menggantungnya dengan crane."


Wazir Ahmad Seddiqi, salah seorang warga yang juga membuka apotek di dekat alun-alun, mengungkap isi pengumuman Taliban terkait jenazah tersebut. Konon keempatnya, menurut Taliban, adalah pelaku penculikan yang ditembak mati oleh polisi pada Sabtu (25/9).

Informasi Seddiqi ini pun dibenarkan oleh Kepala Polisi Distrik Herat yang ditunjuk Taliban, Ziaulhaq Jalali. Menurutnya Taliban menyelamatkan seorang ayah dan anak dari empat penculik.

Namun pembebasan tersebut melibatkan aksi baku tembak yang akhirnya membunuh keempat pelaku penculikan. Dalam aksi baku tembak itu pula seorang prajurit Taliban dan warga sipil ikut terluka.

Media Associated Press pun sempat mengunggah video yang menunjukkan kerumunan warga di Alun-Alun Mostofiat Herat, di mana mereka mengerumuni sebuah crane yang menggantung tubuh seseorang. "Tujuan aksi ini demi memperingatkan semua kriminal bahwa mereka tidak aman," tegas seorang pemimpin Taliban yang tak disebutkan namanya kepada AP.

Praktik ini pun seolah semakin menguatkan niat Taliban untuk memberlakukan kembali hukuman kejam mereka di masa lalu, seperti memotong tangan dan kaki pelaku kejahatan. Sepanjang era pemerintahan Taliban tahun 1996-2001 dulu, aksi hukuman kejam seperti ini tak jarang dilakukan di depan umum.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru