Menko Luhut 'Ramal' RI Endemi COVID-19 Pada Januari 2022, Asal Penuhi Syarat Ini
Instagram/luhut.pandjaitan
Nasional

Selain memenuhi persyaratan yang diajukan, pemerintah juga mempersiapkan fase endemi COVID-19 dengan melakukan penjajakan terhadap 3 alternatif obat termasuk Molnupiravir dari Merck.

WowKeren - Kondisi wabah COVID-19 di Indonesia memang terus membaik. Karena itulah pemerintah berani memberikan sejumlah pelonggaran, termasuk mengizinkan anak-anak mengakses tempat wisata dan bioskop, meski Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-4 juga diperpanjang hingga November 2021.

Kini pemerintah mengajak masyarakat untuk pelan-pelan beradaptasi menyambut era endemi COVID-19. Bahkan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Marives) Luhut Binsar Pandjaitan juga memprediksi Indonesia bisa memasuki era endemi COVID-19 pada Januari 2022 mendatang.

Namun terdapat satu persyaratan yang harus dipenuhi apabila Indonesia ingin memasuki era "berdamai" dengan wabah virus Corona tersebut, apa? "Kalau kita bisa melampaui Nataru (Natal 2021 dan Tahun Baru 2022) dengan baik, pada Januari saya pikir sudah masuk pada endemi," tutur Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (18/10).

Upaya untuk mencapai era endemi COVID-19 pun terus dilakukan pemerintah. Termasuk dengan melakukan penjajakan terhadap beberapa alternatif obat COVID-19.


Yang pertama, pemerintah tengah melakukan pertemuan dengan produsen obat Merck mengenai obat Molnupiravir. Bahkan Luhut dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sendiri yang siap melakukan penjajakan terhadap obat tersebut.

Berikutnya pemerintah juga melakukan penjajakan terhadap obat Proxalutamide yang sedang menjalani uji klinis fase III di Indonesia dan berproses di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sedangkan alternatif terakhir adalah AT-527 yang dikembangkan Roche and Athea.

"Ketiga obat tersebut menunjukkan potensi untuk menjadi obat COVID-19," imbuh Luhut. Mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) itu juga menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo menaruh perhatian khusus terkait mitigasi pencegahan lonjakan kasus COVID-19 akibat libur panjang Nataru.

Lonjakan ini bisa diakibatkan tingginya mobilitas warga ditambah dengan menurunnya efek antibodi pasca vaksinasi. Kendati demikian, Luhut juga meyakini Indonesia bisa segera keluar dari wabah COVID-19.

"Oleh karena itu kami akan melakukan beberapa kali rapat untuk persiapan itu. Terutama, mendorong penggunaan PeduliLindungi," pungkas Luhut. "Melihat berbagai perkembangan yang ada dan dengan kepemimpinan Presiden Jokowi, saya yakin kita akan mampu segera mengatasi dan keluar dari pandemi COVID-19 sebagai bangsa dan negara yang lebih kuat."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru