Makin Serius, Yayasan Aktivis Demokrasi Korea Angkat Bicara Untuk Kecam 'Snowdrop'
JTBC
TV

Kontroversi distorsi sejarah drama Jisoo BLACKPINK 'Snowdrop' menjadi semakin serius usai Yayasan Memorial Martir Park Jongcheol angkat bicara. Simak tanggapan mereka berikut ini.

WowKeren - Kontroversi distorsi sejarah dalam drama "Snowdrop" menjadi semakin serius. Khususnya karena Yayasan Memorial Martir Park Jongcheol, seorang aktivis demokrasi yang menjadi korban kekejaman NSA (Badan Keamanan Nasional) pada tahun 1980-an, angkat bicara.

Dalam pernyataannya kepada No Cut News, Yayasan Park Jongcheol mengecam tim produksi "Snowdrop" yang tampak seolah membenarkan logika kekerasan pemerintah terhadap pergerakan demokrasi. Hal ini tentu sangat melukai para korban dan juga keluarganya.

Yayasan Park Jongcheol berkata, "Tiga sumbu kekuasaan negara yaitu NSA, Kepolisian dan DSC benar-benar melakukan kekerasan terhadap masyarakat. itu bukan dilakukan oleh oknum, melainkan sudah sistematis. Kekerasan dan penyiksaan menjadi alat kontrol dengan menanamkan rasa takut di kehidupan sehari-hari."

Mereka melanjutkan, "Kekerasan dan penyiksaan menginjak-injak martabat seseorang hingga menimbulkan rasa takut dan malu. Bekas lukanya tidak dapat dipulihkan. Kami bahkan tidak bisa berbicara tentang detailnya karena khawatir para korban akan mengingat penyiksaan yang mereka alami saat itu."

Makin Serius, Yayasan Aktivis Korea Angkat Bicara Soal Kontroversi \'Snowdrop\'

Source: JTBC

Yayasan Park Jongcheol kemudian menanggapi hubungan antara pergerakan demokrasi, mata-mata dan NSA dalam drama ini. Mereka menuturkan, "Dari awal memang tidak seharusnya pergerakan demokrasi, NSA dan mata-mata dikaitkan. Era diktator itu menimbulkan banyak korban karena kasus pemalsuan mata-mata."


"Para korban disiksa hingga hidupnya hancur, memilih bunuh diri, dan dieksekusi mati. Logika pemerintah termasuk NSA saat itu adalah, 'Karena kalian adalah mata-mata'," imbuh Yayasan Park Jongcheol.

Mereka menambahkan, "Di drama 'Snowdrop', NSA mengejar mata-mata sungguhan dan karakter mahasiswinya diklaim pemberani karena menyembunyikan mata-mata yang dianggap sebagai aktivis. Ini adalah pembunuhan kedua."

Terakhir, Yayasan Park Jongcheol menyampaikan pesan menohok kepada tim produksi "Snowdrop". Mereka berkata, "Kami terkejut mengetahui stasiun TV umum berusaha membenarkan logika kekerasan pemerintah terhadap pergerakan demokrasi."

Mereka menegaskan, "Keadaan saat itu diromantisasi dalam adegan mata-mata dikejar oleh NSA karena disertai lagu 'Sola Blue Sola'. Memori sejarah itu sendiri ada dan itu merupakan penyimpangan sejarah."

"Masalah ini seharusnya direnungkan oleh semua pihak yang berkaitan dengan dramanya. Kami terus-menerus berbicara tentang masa lalu agar tetap diingat dan agar sejarah masa-masa kekerasan pemerintah terhadap masyarakat tidak terulang kembali," pungkas Yayasan Park Jongcheol.

Sementara itu, lebih dari 200 ribu publik Korea telah menandatangani petisi Blue House untuk menghentikan penayangan "Snowdrop". Karena itulah pemerintah Korea Selatan wajib menjawab dan mengambil tindakan lebih lanjut.

(wk/eval)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait