Total korban Topan Rai saat ini telah mencapai lebih dari 400 orang. Selain itu, para korban terdampak hingga kini juga masih membutuhkan bantuan logistik.
- Tiara Yola Ade Ramadhanti
- Jumat, 31 Desember 2021 - 16:04 WIB
WowKeren - Beberapa waktu lalu, Filipina dilanda badai Topan Rai. Dampak dari Topan Rai ini sendiri juga sudah menyebabkan banyak korban tewas berjatuhan.
Kini, berdasarkan data per Jumat (31/12) yang dirilis oleh Badan Bencana di Filipina, jumlah korban tewas akibat Topan Rai telah melampaui angka 400 orang. Di waktu yang bersamaan, pejabat di beberapa provinsi yang terkena dampak parah meminta lebih banyak pasokan makanan, air, dan bahan-bahan tempat tinggal sekitar 2 minggu setelah badai menghantam.
Sementara itu, Topan Rai merupakan topan ke 15 dan paling mematikan yang melanda Asia Tenggara pada tahun 2021 ini. Adapun angka kematian yang dilaporkan mencapai 405 korban.
Penyebab meninggalnya adalah sebagian besar karena tenggelam, pohon tumbang, dan tanah longsor. Sementara itu, Kepala Badan Bencana Nasional Ricardo Jalad mengatakan bahwa masih ada 82 orang hilang dan 1.147 terluka.
Lebih lanjut, Jalad mengungkapkan lebih dari 530 ribu rumah rusak, sepertiga di antaranya hancur total. Sementara kerusakan infrastruktur dan pertanian diperkirakan mencapai 23,4 miliar peso atau sekitar Rp6,5 triliun.
Kemudian, Jalad menambahkan, berdasarkan data pemerintah, menunjukkan Topan Rai mempengaruhi hampir 4,5 juta orang, termasuk sekitar 500 ribu yang berlindung di pusat-pusat evakuasi.
Sehingga membuat pendaratan sebagai topan kategori 5 pada 16 Desember, dan meninggalkan jejak kehancuran di provinsi Bohol, Cebu, dan Surigao del Norte, termasuk pulau liburan Siargao, dan Kepulauan Dinagat.
Di Provinsi Filipina Tengah, kata Jalad, pejabat bencana dan pemerintah telah bergulat dengan pasokan bantuan yang tidak memadai untuk ribuan penduduk yang membutuhkan, termasuk listrik dan air. Provinsi tersebut diketahui masih hidup tanpa listrik hingga saat ini.
"Itu menyebabkan kehancuran besar-besaran dan itu seperti sebuah bom dijatuhkan di Bohol utara," tutur Anthony Damalerio selaku Kepala Badan Bencana Provinsi Bohol kepada Reuters.
(wk/tiar)