Presiden Turki Bertandang ke Ukraina Dalam Upaya Sebagai Mediator Konflik dengan Rusia
Anadolu/Emin Sansar
Dunia

Ketegangan yang terjadi di antara Rusia dan Ukraina semakin mengundang perhatian dari negara di dunia. Presiden Turki menyebut Ankara telah memposisikan sebagai mediator atas konflik kedua negara tersebut.

WowKeren - Konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina saat ini menjadi sorotan publik. Hal ini bahkan juga membuat sejumlah negara turut turun tangan untuk bisa mencegah terjadinya "perang".

Pada Kamis (3/2), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan diketahui berada di Kyiv untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy setelah menempatkan Ankara sebagai mediator dalam krisis Rusia-Ukraina.

Adapun perjalanan Erdogan itu disebut sebagai menandai yang terbaru dalam serangkaian kunjungan ke Ukraina oleh para pemimpin NATO dalam beberapa hari terakhir. Turki sendiri diketahui memiliki kepentingan di Ukraina dan Rusia, telah memainkan peran mediasi dalam krisis tersebut sejauh ini.

Sementara Ankara, terlibat dengan Moskow dalam beberapa konflik global, yang bahkan disebut juga menjual senjata ke Ukraina. Di sisi lain, kekuatan Barat masih mengkhawatirkan invasi yang kemungkinan akan dilakukan oleh Rusia, mengingat adanya penumpukan lebih dari 100 ribu tentara di perbatasan Ukraina.


Akan tetapi, Moskow membantah bahwa pihaknya memiliki rencana untuk menyerang Ukraina. Pihaknya malah menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan aliansi NATO yang dipimpin oleh Washington lantaran merusak keamanan kawasan dan menuntut jaminan besar-besaran dari Barat.

Di sisi lain, AS telah menolak proposal utama Moskow bahwa NATO menghentikan aktivitas di Eropa Timur dan tidak pernah mengizinkan bekas negara Soviet Ukraina menjadi anggota sebagai non starter. Selanjutnya, hal tersebut membuat Kremlin marah dan pada Rabu (2/2), Washington mengumumkan akan mengerahkan pasukan ke Eropa Timur untuk "mencegah dan mempertahankan diri dari segala agresi".

Kini, AS diketahui akan mengirimkan hampir 3 ribu pasukan tambahan ke Polandia dan Rumania. Langkah ini disebut untuk membentengi Eropa Timur dari potensi dampak krisis dari langkah Rusia yang sudah lebih dulu menempatkan pasukan di dekat Ukraina.

Melansir Al Jazeera, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu telah tiba di Belarus untuk memeriksa persiapan pasukan Rusia dan Belarusia untuk melakukan latihan bersama. Sementara Moskow telah memindahkan sejumlah pasukan dan perangkat keras militer yang dirahasiakan ke negara tetangga Belarusia, yang juga berbatasan dengan Ukraina untuk latihan bersama pada 10-20 Februari mendatang.

Kremlin pun mengatakan bahwa pasukan akan ditarik dari lokasi dekat Ukraina, setelah latihan selesai digelar. Saat bertemu dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Shoigu mengatakan bahwa kedua negara berencana untuk mengadakan total 20 manuver militer bersama tahun ini, dan Moskow siap membantu Minsk melawan "garis destruktif Barat", kantor berita Rusia Novosti melaporkan.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru