Ditengah Ketegangan Ukraina, Tiongkok Bersatu Dengan Rusia Menentang Ekspansi NATO
Dunia

Kala krisis Ukraina semakin berkembang, sebuah hal tak terduga terjadi. Kekuatan dunia menyerukan aliansi pimpinan AS untuk meninggalkan 'pendekatan ideologis Perang Dingin'.

WowKeren - Ketegangan antara Rusia dengan Ukraina hingga saat ini masih menjadi perbincangan publik. Pasalnya, apabila ketegangan kedua negara itu tidak segera mereda, dikhawatirkan akan memicu terjadinya Perang Dunia III.

Akan tetapi, tampaknya ketegangan antara Rusia dengan Ukraina saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda perdamaian. Malah kini Tiongkok telah bersatu dengan Rusia di tengah krisis Ukraina yang meningkat.

Adapun bersatunya Tiongkok dengan Rusia itu tampak dari masing-masing pemimpin negara tersebut yakni Presiden Xi Jinping dan Presiden Vladimir Putin yang bersepakat dalam menentang ekspansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Melansir Al Jazeera, hal ini dapat dilihat dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Jumat (4/2), setelah Putin bertemu dengan Xi Jinping di Beijing.

Kedua negara tersebut diketahui meminta NATO untuk "meninggalkan pendekatan ideologis Perang Dingin". Sementara itu, pertemuan antara Putin dengan Xi Jinping itu disebut sebagai pertemuan tatap muka pertama pemimpin Tiongkok dengan seorang pemimpin dunia dalam hampir dua tahun akibat pandemi COVID-19.


Pertemuan itu terjadi kala Putin menghadiri Upacara Pembukaan Olimpiade Beijing 2022 pada Jumat (4/2). Di sisi lain, Olimpiade Musim Dingin 2022 itu juga terjadi ketika para pemimpin Barat meningkatkan upaya diplomatik untuk mengurangi eskalasi krisis Ukraina.

Di sisi lain, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Jumat (4/2), mengumumkan kunjungan terpisah ke Moskow dan Kyiv dalam beberapa pekan mendatang. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) dan mitra-mitra Eropa-nya, khawatir akan Rusia yang mungkin saja tengah mempersiapkan serangan terhadap negara tetangganya.

Mengingat Moskow telah mengumpulkan lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasan bersama kedua negara tersebut. Atas dugaan ini, pihak Kremlin telah membantan rencana tersebut dan justru menyalahkan Washington dan NATO lantaran dinilai merusak keamanan kawasan.

Sebagai informasi, AS sebelumnya telah melontarkan kritikan terhadap Tiongkok atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan Rusia karena mengancam Ukraina dengan penumpukan pasukan di sepanjang perbatasan mereka.

Sementara dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita Tiongkok, Xinhua, Xi Jinping disebut berharap bisa bekerja sama dengan Putin untuk meningkatkan "hubungan bilateral" di bawah perjanjian baru.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru