Saham AS Disebut Jatuh Imbas Peringatan Gedung Putih Soal Invasi Rusia
pexels.com/energepic.com
Dunia

Peringatan AS soal invasi yang kemungkinan dilakukan oleh Rusia kepada Ukraina tampaknya membawa dampak tersendiri bagi negaranya. Hingga saat ini, ketegangan Rusia-Ukraina masih terjadi.

WowKeren - Seperti yang diketahui, saat ini tengah terjadi ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Menanggapi ketegangan yang terjadi di dua negara tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebelumnya sempat memperingatkan terkait dengan invasi yang kemungkinan akan dilakukan oleh Rusia.

Peringatan akan invasi Rusia yang dilakukan oleh AS itu tampaknya juga memberikan dampak terhadap negaranya. Ketiga indeks saham utama AS disebut jatuh pada Jumat (11/2), lantaran para pakar keuangan memperingatkan "sentimen investor yang goyah" setelah Gedung Putih mengatakan Rusia dapat menginvasi Ukraina sebelum akhir Olimpiade Musim Dingin 2022.

Melansir UPI, dow turun 1,43 persen setelah jatuh 503 poin pada Jumat (11/2), sementara S&P 500 turun 1,9 persen dan Nasdaq turun 2,78 persen. Akan hal ini, Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan telah memperingatkan sebelum penutupan pasar, bahwa Rusia dapat melancarkan invasi ke Ukraina sebelum Olimpiade Musim Dingin berakhir di Beijing.

Sementara itu, John Lynch selaku Kepala Investasi di Comerica Wealth Management mengatakan dalam sebuah catatan yang diperoleh dari "Markets Insider" bahwa "ketegangan Rusia-Ukraina telah melayang di atas sentimen investor yang sudah goyah."


"Jika invasi terjadi, kami mengharapkan tawaran signifikan untuk Treasury AS -- menempatkan permintaan imbal hasil dalam konflik langsung dengan niat (Federal Reserve)," tutur Lynch, dilansir pada Sabtu (12/2).

Lebih lanjut, Lynch juga menambahkan bahwa invasi ke Ukraina mungkin mempercepat harga komoditas seperti minyak dan emas, yang "Morningstar" catat, adalah "salah satu kelas aset yang paling berkolerasi positif dengan inflasi."

Sementara itu, Cliff Hodge selaku Kepala Investasi untuk Cornerstone Wealth, mengatakan bahwa berita tentang Ukraina "memberikan pukulan berat lainnya ke pasar, yang sudah terhuyung-huyung dari angka inflasi yang membandel dari komentar hawkish dari pejabat Fed." Hal ini disampaikannya kepada Kiplinger.

Kemudian, Analis Pasar Senior dengan OANDA Edward Moya mengatakan bahwa reaksi langsung setelah berita Ukraina adalah "melonjaknya harga energi dan pelarian ke tempat yang aman yang melihat hasil treasury jatuh dan aksi jual saham AS."

"Pedagang saham dengan cepat menekan 'tombol jual' setelah laporan bahwa AS mengharapkan Rusia untuk bergerak maju dengan menyerang Ukraina," terang Moya. "Periode tenang agaknya diharapkan mengenai situasi Ukraina tetapi tampaknya itu tidak lagi terjadi."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru