Masih Bersitegang dengan Rusia, Situs Militer Hingga Kementerian Ukraina Jadi Sasaran Serangan Siber
Dunia

Setidaknya 10 situs web Ukraina tidak dapat diakses karena serangan tersebut. Situs web kementerian pertahanan, luar negeri, dan kebudayaan juga tak luput dari serangan itu.

WowKeren - Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina masih belum menunjukkan tanda akan segera mereda. Pada Selasa (15/2) situs web tentara Ukraina menjadi sasaran serangan siber. Begitu pula dengan kementerian pertahanan dan sejumlah bank besar.

Melansir AP News, setidaknya ada 10 situs web Ukraina yang tidak dapat diakses karena serangan tersebut. Selain dua bank terbesar negara, situs web kementerian pertahanan, luar negeri, dan kebudayaan juga tak luput dari serangan itu.

Victor Zhora, pejabat tinggi pertahanan siber Ukraina, mengatakan bahwa tim tanggap darurat tengah bekerja untuk menghentikan penyerang dan memulihkan layanan. "Kami tidak memiliki informasi tentang tindakan mengganggu lainnya yang (dapat) disembunyikan oleh serangan DDoS ini," ujarnya.

Lembaga Zhora yang merupakan Pusat Komunikasi Strategis dan Keamanan Informasi Kementerian Informasi Ukraina menyatakan bahwa serangan itu juga tidak mempengaruhi komunikasi pasukan militer Ukraina. "Masih terlalu dini untuk mengatakan siapa yang berada di balik serangan itu," ujarnya.


Namun, pernyataan kementerian tampaknya menduga adanya keterlibatan Rusia dalam serangan itu. "Ada kemungkinan penyerang menggunakan taktik kerusakan kecil, karena rencana agresifnya tidak berjalan secara keseluruhan," kata pemerintah.

Atribusi cepat dalam serangan cyber biasanya sulit. Hal itu disebabkan karena agresor sering mencoba menyembunyikan jejak mereka.

Christian Sorensen, CEO perusahaan keamanan siber SightGain yang sebelumnya bekerja untuk Komando Siber AS, mengatakan bahwa serangan semacam itu meningkatkan tekanan. "Tujuan pada tahap ini adalah untuk meningkatkan pengaruh dalam negosiasi," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, agresi dunia maya memang telah menjadi ciri khas Presiden Rusia Vladimir Putin, yang suka mencoba membuat lawannya tidak seimbang, melansir AP News. Sementara itu, Ukraina telah menjadi sasaran agresi Rusia di dunia maya sejak 2014. Itu terjadi saat Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dan mendukung separatis di Ukraina timur.

Sementara itu, kekhawatiran terkait invasi Rusia ke Ukraina sedikit mereda usai Rusia mengirim sinyal bahwa mereka mungkin akan mundur. Namun tentu saja, Barat tidak percaya begitu saja dan menuntut bukti.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru