Miris Kondisi Warga Ukraina di Perbatasan Polandia, Pengungsi Afghanistan Kembali Alami Mimpi Buruk
AB Photo/Petr David Josek
Dunia

Akibat invansi Rusia ke Ukraina, para warga mengungsi ke negara tetangga Polandia di tengah musim dingin. Pengungsi asal Afghanistan pun harus sekali lagi mengalami mimpi buruk.

WowKeren - Rusia telah resmi mengerahkan invasi penuh terhadap Ukraina sejak Kamis (24/2) lalu. Setelah pertempuran meluas mencapai Ibu Kota, Kyiv pada Sabtu (26/2), jumlah pengungsi dari Ukraina ke negara tetangga terus bertambah.

Akibat serangan Rusia ke Ukraina, korban jiwa mencapai 352 orang termasuk 14 anak-anak. Sedangkan korban luka dilaporkan mencapai angka 1.684 orang. Saat ini, sebagian besar penduduk Ukraina mengungsi di negara-negara yang berbatasan langsung.

Di tengah musim dingin, kondisi pengungsi Ukraina di Perbatasan Polandia terlihat begitu miris. Para pengungsi yang didominasi oleh anak-anak dan orang dewasa bertahan di luar ruangan dengan pakaian tebal. Mereka melawan rasa takut dan suhu rendah.

Menurut video liputan CNN, para pengungsi berjalan kaki menuju perbatasan di tengah hawa dingin dengan barang-barang seadanya. Mereka mengalami kelaparan, haus, dan juga kelelahan akibat jarak yang harus ditempuh.

Bukan hanya warga asli Ukraina, para pengungsi asal Afghanistan juga harus menghadapi mimpi buruk mereka sekali lagi. Setelah sempat merasakan udara bebas lolos dari konflik berkepanjangan di Afghanistan, kini mereka harus kembali menjadi pengungsi setelah Rusia meluncurkan serangan ke Ukraina.


"Sangat-sangat dingin di sini, dan putriku mengalami syok. Kami memanggilnya, dan dia tidak menjawab. Akhirnya kami mencari pertolongan dan dokter datang memeriksa. Setelah itu mereka membiarkan kami pergi (mengungsi) lebih dulu," kata Ashman, pengungsi asal Afghanistan yang menetap di Ukraina, dalam liputan di perbatasan Polandia pada Senin (28/2).

"Tapi kami tidak tahu ke depannya akan bagaimana, kurasa aku sudah tidak punya masa depan. Lagi," lanjut Ashman.

Keluarga Ashman adalah satu dari banyak keluarga yang harus menghadapi hal serupa akibat perang. Putrinya, Marwa, pun menjadi salah satu dari sekian banyak anak-anak yang masa depannya semakin tidak menentu.

Masa depan bukan hanya menjadi satu-satunya yang dikhawatirkan para pengungsi. Keberadaan anggota keluarga yang terpisah juga membuat situasi semakin sulit untuk mereka. Terlebih lagi, anggota keluarga para pengungsi masih ada yang tertinggal di daerah berbahaya seperti Kyiv.

Pemandangan para perempuan yang menangis karena suami mereka harus berangkat berperang juga terlihat di antara pengungsi di perbatasan Polandia. Ada beberapa di antara mereka yang mereka harus berada di sana selama dua hari untuk menunggu bantuan lebih besar datang.

(wk/inta)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait