Shell Ikuti Jejak BP Ingin Buru-Buru Angkat Kaki dari Rusia
pixabay.com/Ilustrasi
Dunia

Selain Shell dan BP, akan ada perusahaan serupa lainnya yang mengikuti langkah mereka seperti Grup Energi Norwegia Equinor dan Grup Prancis TotalEnergies.

WowKeren - Perusahaan minyak Shell akan menghentikan operasinya dan meninggalkan Rusia. Langkah ini diambil setelah sebelumnya perusahaan minyak saingannya, BP, mengambil langkah serupa.

BP telah mengalami perjalanan sulit di Rusia selama bertahun-tahun, namun sejak 2013 telah dikurangi menjadi peran investor pasif pengumpul dividen di Rosneft. Sebaliknya, Shell adalah peserta aktif dalam proyek Sakhalin-2 yang memproduksi sekitar 4 persen LNG dunia. Shell memainkan peran yang sangat penting bagi upaya Rusia untuk mengembangkan pasar Asia.

Meski struktur joint-venture di mana Gazprom adalah pemilik 50 persen akan lebih sulit untuk dibubarkan, namun saat ini fokus utama mereka adalah keluar dari negara itu. Begitu pula dengan pembatalan perjanjian kerja sama strategis lima tahun oleh Shell dengan Gazprom yang baru ditandatangani tahun lalu.

Hubungan kerja yang nyaman dengan perusahaan energi terbesar Rusia itu tidak mungkin berlanjut. Hal yang sama berlaku untuk keterlibatan yang sekarang dihilangkan dalam pipa Nord Stream 2.


Sementara itu, BP telah mendapat pukulan saham pada Senin (28/2) sebesar 4 persen pada penutupan perdagangan. Itu artinya BP dapat dengan mudah meninggalkan aliran dividen Rosneft tanpa kompensasi. Penurunan harga saham BP diperkirakan akan lebih besar jika dewan mengambil risiko kerusakan reputasi yang serius dan mencoba mengabaikan permintaan pemerintah Inggris.

Sebagaimana diketahui, berbicara mengenai minyak akan selalu mengarah pada bisnis politik. Untuk Shell, kerugian finansial seharusnya lebih sedikit: perusahaan mengatakan memiliki sekitar 3 miliar dolar AS aset tidak lancar di Rusia pada akhir 2021, yang hampir tidak mengurangi kasus investasi yang lebih luas.

Selain Shell dan BP, tampaknya akan ada perusahaan serupa lainnya yang mengikuti langkah mereka. Grup energi Norwegia Equinor mengatakan akan keluar dari kemitraan dengan Rusia. Begitu juga dengan grup Prancis TotalEnergies yang dipastikan akan mengikuti jejak tersebut.

Untuk selanjutnya, pemerintah barat harus bersandar pada perusahaan perdagangan barat milik swasta yang juga merupakan pemain penting dalam industri energi Rusia. Mereka lebih sulit untuk ditekan, tetapi cerita bisa berbeda jika proses disinvestasi terus berlanjut.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru