Sempat Anjlok, Pasar Saham Pertahanan dan Siber AS Kembali Naik di Tengah Invasi Rusia Ke Ukraina
Dunia

Dampak dari konflik antara Rusia dengan Ukraina tampaknya mempengaruhi perekonomian sejumlah negara, di antaranya Amerika Serikat. Saham pertahanan dan keamanan siber disebut meningkat di tengah invasi Rusia.

WowKeren - Seperti yang diketahui, saat ini, Rusia telah meluncurkan invasi penuh terhadap Ukraina. Imbas dari serangan ini tentu saja membawa dampak tersendiri bagi kehidupan sejumlah negara, salah satunya di bidang perekonomian.

Sebelumnya, pasar Asia Hong Kong dan saham berjangka Amerika Serikat (AS) sempat jatuh. Namun kini saham pertahanan dan keamanan siber melihat kenaikan tajam dalam nilai lantaran investor mencatat janji oleh UE untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan dan pemerintah memperingatkan peningkatan ancaman intrusi dunia maya setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Sementara itu, pada Senin (28/2), pasar saham AS disebut kembali naik karena perang di Ukraina meningkat. Sebagian besar pasar utama AS diketahui ditutup lebih rendah setelah mendapatkan kembali beberapa kerugian mereka, namun kontraktor pertahanan terus naik karena investor bertaruh bisnis mereka akan mendapat manfaat dari konflik.

Di sisi lain, Raytheon Technologies selaku perusahaan raksasa pertahanan AS dan pembuat rudal darat ke udara Stringer yang dijanjikan Jerman untuk di pasok ke pasukan Ukraina, telah mengalami kenaikan harga saham lebih dari 10 persen sejak invasi dimulai. Saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan lebih dari 4,6 persen pada Senin (28/2), dan telah meningkat lebih dari 18 persen di tahun 2022.

Kemudian, Lockheed Martin selaku pembuat jet tempur F-35, mengungkapkan sahamnya mengalami kenaikan lebih dari 5,4 persen pada Senin (28/2). Perusahaan dengan Raytheon ini merupakan produsen sistem pertahanan rudal Patriot yang akan digunakan dengan kelompok perang NATO di Slovakia.

Selain itu, Northrop Grumman yang merupakan produsen drone serang dan pengintai terkemuka melihat stoknya naik mendekati 7 persen pada Senin, setelah naik 3 persen sejak konflik Ukraina dimulai. Kemudian Huntington Ingalls Industries, pembuat ka[al militer AS terbesar, naik lebih 7 persen.


Meski demikian, Dow Jones Industrials AS yang sempat naik 760 poin sejak 23 Februari lalu, kini menjadi ditutup pada 33.892 di hari Senin (28/2) lalu. Sementara AS dan sekutunya menyampaikan tidak ikut campur dalam konflik di lapangan, mereka telah memasok senjata dan dukungan keuangan.

Di sisi lain, analis pertahanan juga telah menyampaikan keprihatinan atas beberapa perusahaan, termasuk Raytheon, juga memasok pembuat pesawat penggunaan sipil Rusia. Sementara itu, dalam pidatonya pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa tindakan pemerintahannya dan sekutunya bertujuan untuk "memotong lebih dari setengah impor teknologi tinggi Rusia, dan kami akan menyerang kemampuan mereka untuk terus memodernisasi militer mereka."

"Tindakan Rusia di Ukraina telah memperbarui argumen untuk pengeluaran pertahanan AS yang lebih tinggi dan saya pikir kita mungkin akan melihatnya tumbuh lebih dari yang diperkirakan sebelumnya," ungkap Todd Harrison selaku Direktur Analisis Anggaran Pertahanan di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina itu juga disebut menguntungkan perusahaan yang sebagian besar mengandalkan pekerjaan pertahanan, pangsa perusahaan perangkat lunak keamanan siber juga meningkat karena ekspektasi peningkatan pengeluaran untuk layanan terkait keamanan.

Adapun perusahaan yang diuntungkan di antaranya adalah perusahaan keamanan penyimpanan cloud Zscaler, Crowdstrike Holdings, yang memasarkan layanan anti-ransomware, dan Fortinet, pembuat sistem keamanan jaringan.

"Setiap kali ada ancaman baru yang diumumkan, atau ada peretasan atau serangan ransomware, itu secara efektif merupakan iklan untuk keamanan siber sebagai sesuatu yang perlu diinvestasikan oleh perusahaan dan organisasi lain,” Hilary Frisch, seorang analis di ClearBridge Investments kepada Bloomberg.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait