Uniqlo Akhirnya Putuskan Tutup Seluruh Outlet di Rusia Usai Dikritik, Susul Zara Hingga H&M
Dunia

Sejauh ini, sudah banyak perusahaan global yang menarik diri dari Rusia imbas tekanan sanksi dunia terhadap negara tersebut atas invasi ke Ukraina. Termasuk di antaranya ritel pakaian Jepang, Uniqlo.

WowKeren - Imbas dari invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina membuat publik mengecam dan mengkritik tindakan negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu. Bahkan banyak sektor yang memutuskan untuk mengundurkan diri dan menutup outletnya yang ada di Rusia.

Pada Kamis (10/3) operator rantai pakaian kasual yang banyak digemari publik dunia Uniqlo mengatakan bahwa pihaknya akan menutup sementara semua tokonya yang berjumlah 50 di Rusia. Keputusan ini menunjukkan bawa Uniqlo bergabung dengan perusahaan global lainnya dalam menangguhkan operasi bisnis di Rusia imbas invasi terhadap Ukraina.

Adapun keputusan dari Fast Retailing Co itu diketahui muncul setelah perusahaan tersebut mendapat rentetan kritik di media sosial atas kebijakannya untuk tetap mengoperasikan toko-tokonya yang ada di Rusia, di saat para pesaingnya mengurangi bisnis di negara tersebut.

Pada bulan Maret ini, diketahui Inditex SA, operator toko pakaian merek Zara, dan Hennes & Mauritz AB, yang menjalankan toko H&M juga memutuskan untuk menghentikan operasi di Rusia. Sementara itu, peritel mode Jepang yang membuka toko pertamanya di Rusia di tahun 2010 itu lantas mengutip "tantangan operasional dan memburuknya situasi konflik" sebagai faktor di balik penangguhan.


"Sudah jelas bagi kami bahwa kami tidak bisa lagi melanjutkan," bunyi pernyataan ritel raksasa pakaian Jepang, Uniqlo, dilihat pada Jumat (11/3). Di samping itu, Fast Retailing mengutuk "semua bentuk agrsi" yang melanggar hak asasi manusia (HAM) dan mengancam kehidupan individu.

Di waktu yang sama, perusahaan raksasa video game Nintendo Co. mengatakan bahwa mereka telah menghentikan pengiriman semua produknya, termasuk konsil Switch populer ke Rusia, dengan alasan logistik.

Perusahaan yang juga sudah menghentikan penjualan perangkat lunak online di Rusia itu mengatakan bahwa keputusan itu hanya akan berdampak terbatas pada pendapatannya karena penjualan di negara tersebut relatif kecil.

Kemudian, Hitachi Ltd. dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pihaknya menghentikan sementara semua kegiatan manufaktur di Rusia dan menangguhkan ekspor ke negara tesebut, menyusul permintaan dari Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov. Sebelumnya, Fedorov telah mendesak sejumlah konglomerat industri Jepang untuk berhenti memasok produk dan layanan di Rusia.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait