Rusia Mau Blokir Instagram dan Luncurkan Investigasi Terhadap Meta Perusahaan Induk Facebook
Unsplash/Souvik Banerjee
Dunia

Itu terjadi setelah Facebook mengizinkan posting yang menyerukan kematian bagi penjajah Rusia. Sebelumnya, Moskow telah membatasi akses ke Twitter dan memblokir Facebook.

WowKeren - Rusia berniat untuk melakukan pemblokiran terhadap akses Instagram. Tak hanya itu, negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu juga akan meluncurkan investigasi terhadap pemiliknya, Meta Platforms Inc.

Itu terjadi setelah perusahaan itu mengatakan akan mengizinkan posting yang menyerukan kematian bagi penjajah Rusia. Sebelumnya, Moskow telah membatasi akses ke Twitter dan memblokir Facebook.

Roskomnadzor selaku regulator komunikasi dan media Rusia mengatakan pihaknya membatasi akses ke Instagram karena platform tersebut menyebarkan "seruan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap warga Rusia, termasuk personel militer." Pemblokiran ini akan berlaku mulai Senin (14/3) pekan depan.

Ini dilakukan agar para pengguna memiliki waktu untuk memindahkan foto dan video mereka ke jejaring sosial lainnya dan memberitahu pengikut mereka. Sedangkan Presiden Urusan Global Meta Nick Clegg kekeh pada pendiriannya. Ia berdalih bahwa langkahnya adalah untuk melindungi kebebasan berekspresi.


"Jika kami menerapkan kebijakan konten standar kami tanpa penyesuaian apa pun, kami sekarang akan menghapus konten dari warga Ukraina biasa yang mengekspresikan perlawanan dan kemarahan mereka pada pasukan militer yang menyerang, yang akan dianggap tidak dapat diterima," ujarnya.

Dia mencatat bahwa kebijakan tersebut hanya berlaku di Ukraina. Perusahaan tidak mengubah kebijakannya terhadap ujaran kebencian yang menargetkan orang-orang Rusia.

Sementara itu, Komite Investigasi Rusia yang menyelidiki kejahatan besar telah mengatakan akan meluncurkan penyelidikan terhadap Meta. Jaksa mendorong raksasa media sosial itu untuk dicap sebagai ekstremis.

"Sebuah kasus kriminal telah dimulai," kata komite yang memberikan laporannya langsung ke Putin. "Sehubungan dengan seruan ilegal untuk pembunuhan dan kekerasan terhadap warga Federasi Rusia oleh karyawan perusahaan Amerika Meta, yang memiliki jejaring sosial Facebook dan Instagram."

Facebook, Instagram, dan WhatsApp telah menjadi aplikasi yang populer di Rusia. Masing-masing produk meta itu memiliki 7,5 juta, 50,8 juta dan 67 juta pengguna tahun lalu. Kantor berita Rusia RIA mengutip sebuah sumber, mengatakan langkah hukum tidak akan mempengaruhi WhatsApp karena aplikasi perpesanan dianggap sebagai alat komunikasi, bukan cara untuk mengirim informasi.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait