Boris Johnson Tuai Kritik Usai Samakan Pertahanan Ukraina dengan Brexit
AFP/JIJI
Dunia

Donald Tusk, mantan presiden Dewan Eropa dan mantan perdana menteri Polandia, mengatakan bahwa pernyataan Boris Johnson bisa membuat rakyat Ukraina kecewa.

WowKeren - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali menuai kritik belum lama ini. Hal itu buntut dari pernyataannya yang membandingkan Brexit dengan pertahanan Ukraina terhadap invasi Rusia.

Dalam pidatonya pada hari Sabtu (19/3), ia mengklaim bahwa kedua keputusan tersebut mencerminkan naluri untuk memilih kebebasan. Keputusan orang-orang Inggris untuk memilih Brexit menurutnya menunjukkan bahwa mereka menginginkan kebebasan untuk membuat keputusan.

"Saya tahu bahwa sudah menjadi naluri rakyat negara ini, seperti rakyat Ukraina, untuk memilih kebebasan setiap saat," kata Johnson dalam pidatonya . "Saya bisa memberi Anda beberapa contoh terbaru."

"Ketika orang-orang Inggris memilih Brexit dalam jumlah besar, saya tidak percaya bahwa mereka memusuhi orang asing dari jarak jauh," lanjutnya. "Itu karena mereka ingin bebas melakukan hal-hal yang berbeda dan agar negara ini dapat menjalankan dirinya sendiri."

Perbandingan antara pertahanan Ukraina dan keputusan Inggris untuk secara sukarela meninggalkan Uni Eropa memicu kemarahan. Terlebih ia juga menunjuk tingkat vaksinasi COVID-19 yang tinggi di Inggris.


"Itu karena mereka ingin melanjutkan hidup mereka," tegasnya. "Itu karena mereka muak diberi tahu apa yang harus dilakukan oleh orang-orang seperti saya."

Donald Tusk, mantan presiden Dewan Eropa dan mantan perdana menteri Polandia, mengatakan kepada The Guardian bahwa pernyataan Johnson bisa membuat rakyat Ukraina kecewa. Menurutnya, Johnson tak seharusnya menyamakan kedua situasi itu.

"Boris Johnson menyamakan perjuangan Ukraina dengan orang-orang Inggris yang memilih Brexit. Saya masih ingat antusiasme Putin dan Trump setelah referendum," kata Tusk. "Boris, kata-kata Anda menyinggung orang Ukraina, Inggris, dan akal sehat."

Perbandingan Johnson muncul hanya beberapa minggu setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta Uni Eropa untuk memberikan keanggotaan pada Ukraina. Guy Verhofstadt, mantan perdana menteri Belgia yang memimpin parlemen Eropa dalam negosiasi Brexit mengatakan pada The Guardian bahwa Ukraina justru menginginkan kebebasan dengan bergabung ke Eropa.

"Brexit adalah tentang membatalkan kebebasan dan meninggalkan UE," tuturnya. "Warga Ukraina menginginkan lebih banyak kebebasan dan bergabung dengan UE."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru