Negara di Dunia Terancam Kekurangan Gandum Imbas Perang Rusia-Ukraina
pixabay.com/Ilustrasi/Candiix
Dunia

Komite Penyelamatan Internasional memperingatkan bahwa ketahanan pangan di negara-negara yang sudah menghadapi tingkat kelaparan yang parah akan memburuk secara drastis.

WowKeren - Dampak perang Rusia-Ukraina kian meluas dengan kekinian Komite Penyelamatan Internasional memperingatkan bahwa negara-negara di dunia berisiko mengalami kekurangan gandum. Jika sudah demikian, maka harga produk pangan yang terbuat dari gandum juga akan meningkat.

Pada Senin (21/3), komite itu memperingatkan bahwa ketahanan pangan di negara-negara yang sudah menghadapi tingkat kelaparan yang parah akan "memburuk secara drastis". Perang di Ukraina telah mengurangi pasokan biji-bijian secara global sedangkan negara-negara di Afrika Timur mengimpor lebih dari 90 persen gandum mereka dari Rusia dan Ukraina.

Bob Kitchen, wakil presiden darurat di komite penyelamatan, mengatakan bahwa curah hujan yang tak merata sudah cukup menyulitkan kegiatan panen. "Empat musim berturut-turut tanpa curah hujan yang memadai telah berdampak serius pada panen tanaman yang jutaan orang di seluruh Afrika Timur bergantung pada konsumsi dan mata pencaharian," kata Bob.


Ia melanjutkan dengan mencontohkan Somalia yang telah diperkirakan akan menderita darurat kelaparan pertengahan tahun ini. Krisis Ukraina dan Rusia memperburuk kondisi itu.

"Setidaknya 4 juta orang Somalia diproyeksikan menghadapi tingkat darurat kelaparan pada Juni tahun ini," lanjutnya. "Ditambah dengan penurunan produksi tanaman impor dari Ukraina, ini akan semakin meningkatkan kebutuhan kemanusiaan di seluruh Afrika Timur."

Ukraina sendiri merupakan pemasok 12 persen gandum global sebelum perang. Negara ini juga merupakan produsen minyak bunga matahari terbesar di dunia. Sekitar dua pertiga dari ekspor gandum negara itu dikirim sebelum invasi, dan sisanya telah diblokir akibat konflik.

Mesir adalah pengimpor gandum terbesar di dunia, membawa sekitar 60 persen gandumnya dari luar negeri, dengan Rusia dan Ukraina menyumbang 80 persen dari impornya pada tahun 2021. Di Indonesia, pemilik toko melaporkan kekhawatiran tentang kurangnya pasokan bahan baku mi instan yang terbuat dari tepung terigu yang sebagian besar diimpor dari Ukraina.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru