Bawa Misi Kebebasan Media, Penerjemah Radio Prancis Dilaporkan Ditahan Hingga Disiksa Militer Rusia
AFP
Dunia

Jurnalis yang meliput serta memberitakan invasi Rusia terhadap Ukraina yang hilang tampaknya semakin banyak. Di samping itu, pemerintah Rusia telah memberlakukan UU ketat tentang pemberitaan invasi.

WowKeren - Invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina hingga kini tampaknya belum juga menunjukkan tanda-tanda berakhir. Alhasil, banyak korban yang telah berjatuhan.

Tidak hanya itu, belakangan ini pemerintah Rusia juga memberlakukan Undang-Undang ketat terkait pemberitaan invasi. Jaringan media sosial pun sudah banyak yang diblokir oleh pemerintah Rusia.

Kemudian banyak juga jurnalis yang dikabarkan ditahan oleh pemerintah Rusia. Salah satunya adalah seorang pemecah masalah sekaligus penerjemah Radio Prancis yang disebut sebagai "Nikita". Terkait kabar ini disampaikan oleh Reporters Without Borders (RSF) nirlaba internasional.

Berdasarkan laporan dari RSF, Nikita datang untuk tujuan keamanan, namun justru dipukuli dengan batang besi, disiksa dengan listrik, dan menjadi sasaran eksekusi palsu selama penahanannya. Menurut RSF, Nikita datang dengan misi untuk mempromosikan dan membela "kebebasan untuk diberitahu dan untuk menginformasikan."


Pemecah masalah sekaligus penerjemah Radio Prancis berusia 32 tahun itu diketahui telah bekerja dengan media asing sejak tahun 2013 lalu. Nikita diketahui ditawan oleh tentara Rusia pada 5 Maret 2021 lalu, saat berada di Ukraina Tengah.

"Akun Nikita menakutkan: senapan mesin di mobilnya, disiksa dengan pisau dan listrik, dipukuli berulang kali dengan popor senapan dan batang baja di wajah dan tubuh, eksekusi pura-pura, larangan makan selama 48 jam...," bunyi laporan RSF memverifikasi kesaksiannya, dikutip Kamis (24/3).

Lebih lanjut, RSF mengatakan bahwa Nikita saat ini terlindungi dengan aman di kota Ukraina. Sementara dua jurnalis lainnya, Oleh Baturyn dan Viktoria Roshchina yang sebelumnya dinyatakan hilang, namun kini telah dibebaskan, menurut Komite Perlindungan Jurnalis.

Sementara itu, beberapa media, di antaranya The Guardian, juga melaporkan jurnalis foto Maks Levin yang telah meliput di dekat Kyiv dilaporkan hilang sejak 13 Maret lalu. Hal ini diungkapkan oleh seorang reporter pertahanan Independen Kyiv Illia Ponomarenko di media sosial Twitter.

"Teman baik kita, jurnalis foto perang berbakat Maks Levin, telah hilang," tulis Ponomarenko, dilihat pada Kamis (24/3). "Dia memiliki hari lapangan lain di zona pertempuran di luar Kyiv pada 13 Maret. Sejak itu, tidak ada yang melakukan kontak dengannya. Jika Anda mengikuti perang ini, Anda pasti telah melihat banyak karyanya."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait