Dikenai Sanksi Bertubi-tubi Imbas Invasi Ukraina, Rusia Terus Alami Kekurangan Obat-Obatan
Unsplash/Árpád Czapp
Dunia

Awalnya, muncul pesan-pesan di media sosial yang memperingatkan untuk menyimpan stok obat-obatan vital sebelum persediaannya terpengaruh sanksi Barat. Kemudian, beberapa obat benar-benar semakin sulit ditemukan di apotek-apotek Rusia.

WowKeren - Serangan Rusia ke Ukraina telah berlangsung lebih dari sebulan. Dampak perang tersebut tidak hanya dirasakan di Ukraina namun juga dirasakan oleh warga Rusia.

Salah satu dampak yang sangat terasa adalah makin langkanya obat-obatan tertentu di kota-kota Rusia. Awalnya, muncul pesan-pesan peringatan yang beredar di media sosial untuk menyimpan stok obat-obatan vital sebelum persediaannya terpengaruh sanksi Barat.

Kemudian, beberapa obat benar-benar semakin sulit ditemukan di apotek-apotek Rusia. "Tidak ada apotek di kota yang memilikinya sekarang," tutur seorang warga Kota Kazan yang mencari pengencer darah yang dibutuhkan ayahnya pada akhir Maret 2022 lalu, dilansir The Associated Press.

Adapun para ahli dan otoritas kesehatan di Rusia mengatakan bahwa kelangkaan obat ini hanya bersifat sementara. Kelangkaan ini dinilai terjadi karena warga melakukan panic buying dan juga adanya kesulitan logistik bagi pemasok akibat sanksi yang dijatuhkan untuk Rusia.

Meski demikian, ada beberapa pihak yang tetap khawatir jika obat-obatan berkualitas tinggi akan terus menghilang di pasar Rusia. "Kemungkinan besar akan ada kekurangan. Bagaimana bencana itu, saya tidak tahu," ujar kepala unit perawatan intensif jantung di Rumah Sakit Moskow No. 29, Alexey Erlikh.

Adapun laporan sulitnya mendapat obat-obatan tertentu di apotek Rusia ini mulai muncul pada awal Maret 2022 lalu. Itu terjadi tak lama setelah Moskow melancarkan serangan ke Ukraina dan sanksi besar-besaran membuat Rusia makin terisolasi.


Sebuah kelompok hak pasien bernama Patient's Monitor mulai menerima keluhan pada minggu kedua bulan Maret. Kepala Patient's Monitor, Ziyautdin Uvaysov, mengatakan kepada AP bahwa ia secara pribadi telah memeriksa beberapa apotek milik negara di wilayah tersebut mengenai ketersediaan 10 obat yang paling dicari. Hasilnya, "mereka tidak memiliki banyak obat ini".

Sekitar selusin orang yang dihubungi oleh AP di berbagai kota Rusia pada akhir Maret juga mengaku telah kesulitan mendapat obat tiroid tertentu, jenis insulin atau bahkan sirup penghilang rasa sakit yang populer untuk anak-anak selama berhari-hari. Beberapa mengatakan mereka tidak dapat menemukannya sama sekali.

"Pasien yang saya tangani telah kehilangan beberapa obat tekanan darah," kata Erlikh. "Dan beberapa dokter yang saya kenal melaporkan masalah dengan obat-obatan tertentu yang sangat mahal dan sangat penting (digunakan dalam) prosedur bedah tertentu."

Di sisi lain, Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko telah berulang kali memberikan jaminan bahwa ketersediaan obat tidak menjadi masalah. Ia menyalahkan kelangkaan obat tersebut pada aksi panic buying.

Menurutnya, permintaan obat-obatan tertentu telah melonjak sepuluh kali lipat dalam beberapa pekan terakhir. Ia pun telah mendesak warga Rusia untuk tidak menimbun obat-obatan.

Diketahui, perusahaan farmasi besar Barat berjanji untuk tidak menarik obat-obatan penting dari pasar Rusia. Namun Barat menjatuhkan sanksi memotong bank-bank utama Rusia dari sistem pesan keuangan SWIFT, sehingga menghambat pembayaran internasional. Lusinan negara juga menghentikan lalu lintas udara dengan Rusia sehingga mengganggu rantai pasokan.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru