Banyak Mayat Dengan Kondisi Tragis Berserakan di Sekitar Kyiv, Ukraina Sebut Rusia Lakukan Genosida
AP
Dunia

Rusia diketahui telah mundur dari kawasan Kyiv dan mengatakan akan berfokus melakukan serangan ke timur Ukraina. Sebelumnya, Rusia telah sepakat untuk mengurangi aktivitas militernya di Ukraina.

WowKeren - Rusia sebelumnya telah menyatakan bersedia untuk mengurangi aktivitas militer di Ukraina. Di samping itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga mengatakan pertahanan negaranya telah berada di "titik balik".

Kini, Ukraina menyebut bahwa mayat dengan tangan terikat, luka tembak jarak dekat, dan tanda-tanda penyiksaan tergeletak berserakan di sebuah kota di pinggiran Kyiv, setelah tentara Rusia mundur dari daerah tersebut. Pihak Ukraina bahkan menuduh pasukan yang berangkat pada Minggu (3/4), melakukan kejahatan perang dan meninggalkan wilayah tersebut bak "adegan dari film horor".

Saat potret mayat muncul dari Bucha, para pemimpin Eropa lantas mengutuk kekejaman dan menyerukan sanksi yang lebih keras terhadap Moskow. Mengingat laporan banyaknya mayat dengan kondisi tragis itu berserakan di wilayah Kyiv, memicu banyak pemimpin, bahkan Menteri Pertahanan Jerman menyarankan agar Uni Eropa mempertimbangkan untuk melarang impor gas Rusia.


Sementara itu, para pejabat Ukraina mengatakan ada mayat sekitar 410 warga sipil ditemukan di kota-kota di wilayah Kyiv, yang baru-baru ini direbut kembali dari pasukan Rusia. Melansir The Associated Press, wartawan media ini melihat mayat sedikitnya 21 orang di berbagai tempat di sekitar Bucha, barat laut ibu kota.

Kemudian ada juga satu kelompok beranggotakan sembilan orang, semuanya berpakaian sipil, tersebar di sekitar lokasi yang menurut penduduk dimanfaatkan oleh pasukan Rusia sebagai pangkalan. Warga sipil tersebut diduga dibunuh dari jarak dekat, setidaknya dua tangan diikat ke belakang, satu ditembak di kepala, dan kaki lainnya diikat.

Atas banyaknya warga sipil yang menjadi korban, para pejabat Ukraina lantas menyalahkan pembunuhan itu di kaki pasukan Rusia, dengan presiden menyebut mereka sebagai bukti genosida. Akan tetapi Kementerian Pertahanan Rusia membantah tudingan tersebut dengan menyebutnya sebagai "provokasi".

Adapun penemuan mayat yang berserakan itu disebut menyusul mundurnya Rusia dari daerah tersebut setelah Moskow mengatakan pihaknya memfokuskan serangannya di timur negara tersebut. Pasukan Rusia diketahui telah meluncur ke Bucha pada hari-hari awal invasi dan bertahan hingga 30 Maret 2022 lalu.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru