Moskow Bantah Tuduhan Pemerkosaan, Ukraina Bersiap Hadapi Serangan Baru Rusia di Mariupol
Dunia

Invasi Rusia terhadap Ukraina tampaknya semakin memanas dan jauh dari kata perdamaian. Bahkan kini, Ukraina menyebut bahwa Rusia akan kembali meluncurkan serangan baru ke Mariupol.

WowKeren - Pada Selasa (12/4) hari ini, Ukraina diketahui memohon bantuan terkait dengan lebih banyak lagi senjata dari Barat untuk membantunya mengakhiri pengepungan Mariupol dan menangkis serangan Rusia yang diprediksi akan menyerang wilayah timur.

Serangan baru Rusia itu diduga dilakukan lantaran belakangan ini semakin banyak laporan muncul tentang dugaan pemerkosaan dan kebrutalan terhadap warga sipil Ukraina oleh pasukan Rusia. Di samping itu, Moskow pun telah membantah tudingan tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sendiri diketahui mengatakan dalam pidatonya yang disiarkan melalui TV pada Senin (11/4) kemarin malam bahwa Rusia dapat menggunakan senjata kimia saat mengumpulkan pasukan di wilayah Donbas timur untuk serangan baru di Pelabuhan Mariupol.

Zelenskyy pun mengungkapkan bahwa ribuan orang diyakini tewas dalam waktu hampir tuuh minggu saat pengepungan. Maka dari itu, ia meminta bantuan lebih kepada negara lain untuk menambah senjata ke Ukraina.


"Ketika datang pada senjata yang diperlukan, kami masih bergantung pada pasokan, pada mitra kami. Sayangnya, kami tidak mendapatkan sebanyak yang kami butuhkan untuk mengakhiri perang ini lebih cepat... Khususnya, untuk mencabut blokade Mariupol," ujar Zelenskyy.

Sementara itu, Pemimpin Uni Eropa yang pertama bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sejak invasi diluncurkan adalah Kanselir Austria Karl Nehammer. Setelah pertemuan tersebut berlangsung di Moskow, Nehammer menyebut bahwa Rusia tengah menyiapkan serangan di timur Ukraina dalam skala secara besar-besaran.

Seperti yang diketahui, Rusia telah menarik diri dari pinggiran Ibu Kota, Kyiv, dan kini mengalihkan pandangannya ke Donbas, di mana pihaknya menuntut Ukraina untuk menyerahkan kendali kepada pejuang separatis. Dengan menundukkan Mariupol, Rusia disebut akan memungkinkan untuk mencoba mengepung kekuatan utama di timur Ukraina.

Sebagaimana diketahui, kepergian pasukan Rusia dari pinggiran Kyiv itu telah mengungkap tuduhan kejahatan perang yang mengerikan termasuk eksekusi dan pemerkosaan terhadap warga sipil. Namun hal ini lantas dibantah oleh Moskow dan menyebutnya sebagai provokasi Ukraina dan Barat, dan juga menuduh pasukan Ukraina yang telah melakukan kekerasan seksual.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait