Universitas Harvard Anggarkan Rp1,4 Triliun Tanggapi Tuduhan Perbudakan yang Dilakukan Staf
Unsplash/Steven Cordes
Dunia

Laporan itu dengan tegas menyoroti praktik perbudakan yang dilakukan oleh para pemimpin, fakultas, staf, dan dermawan Universitas Harvard, selama hampir 150 tahun.

WowKeren - Universitas Harvard pada Selasa (26/4) mengumumkan bahwa mereka akan mendedikasikan uang sebesar 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,4 triliun untuk mengatasi efek korosif dari perbudakan yang dirinci dalam sebuah laporan. Dalam laporan itu, disebutkan bahwa para pemimpin, fakultas, dan staf institusi telah memperbudak lebih dari 70 orang, yang memungkinkan universitas untuk membangun kekayaan dari ekonomi perbudakan.

Presiden Harvard saat ini Lawrence Bacow, yang mengadakan rapat dengan komite fakultas yang menghasilkan laporan, mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa universitas akan menyisihkan anggaran untuk pelaksanaan rekomendasi laporan yang bertujuan untuk memperbaiki ketidakadilan yang tercantum dalam laporan. Bacow menyebutkan bahwa itu sudah menjadi bagian dari tanggung jawab moral yang harus dilakukan.

"Saya percaya kita memikul tanggung jawab moral," ujarnya. "Untuk melakukan apa yang kita bisa untuk mengatasi efek yang terus-menerus dan korosif dari praktik-praktik sejarah pada individu, di Harvard dan pada masyarakat kita."


Dalam laporan berjudul "Harvard & the Legacy of Slavery," menunjukkan bahwa meskipun universitas riset bergengsi Ivy League didirikan pada 1636 di wilayah New England, lokasinya di timur laut Amerika Serikat tidak membebaskannya dari peran dalam perbudakan manusia.

"Selama abad ke-17 dan ke-18, penjualan dan perdagangan manusia dan industri yang berakar pada tenaga kerja perempuan, laki-laki, dan anak-anak yang diperbudak menyebar ke seluruh dunia, merupakan bagian dari ekonomi New England," bunyi laporan tersebut. "Dan membentuk Universitas Harvard dengan kuat."

Laporan itu dengan tegas menyoroti praktik perbudakan yang dilakukan oleh para pemimpin, fakultas, staf, dan dermawan Harvard. Selama hampir 150 tahun sejak didirikan di Massachusetts, para pemimpin Harvard, fakultas dan staf memperbudak lebih dari 70 orang, termasuk beberapa yang bekerja di kampus, dan melayani mahasiswa.

Laporan tersebut mengusulkan universitas memperluas kesempatan belajar dalam kemitraan dengan sekolah lain dan organisasi nirlaba. Hal itu dimaksudkan untuk mengatasi ketidakadilan pendidikan berkelanjutan yang berdampak pada keturunan budak di Amerika Serikat.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait