Tragedi 10 Tahun Lalu Dorong Tumbuhnya Dukungan Lebih Luas untuk Warga Non-Jepang di Osaka
Unsplash/Mark de Jong
Dunia

Penduduk non-Jepang di distrik Shimanouchi, Osaka, kini semakin mendapat dukungan agar tidak merasa terisolasi. Aksi itu didorong tragedi memilukan sebuah keluarga 10 tahun lalu.

WowKeren - Didorong oleh tragedi kematian satu keluarga 10 tahun lalu, sebuah komunitas di di distrik Shimanouchi, Osaka terus bersatu untuk mendukung penduduk non-Jepang dan orangtua yang berjuang untuk bertahan hidup. Relawan, bisnis dan pejabat publik menawarkan pelajaran bahasa, tips pekerjaan dan layanan lainnya untuk membantu memastikan bahwa penduduk di distrik Shimanouchi di Chuo Ward Osaka tidak merasa terisolasi secara sosial.

Distrik ini memiliki banyak bar dan restoran bergaya Tiongkok dan Korea. Sekitar 30 persen dari 6 ribu atau lebih penduduk Shimanouchi adalah warga negara asing.

Banyak yang bekerja di area hiburan Minami di sisi barat distrik. Dan banyak yang berjuang untuk beradaptasi dengan kehidupan di Jepang, terutama jika mereka membesarkan anak-anak.

kini, lingkaran bantuan semakin meluas. Pemerintah Daerah Chuo, misalnya, mulai memberikan dukungan kepada orang tua non-Jepang sebagai bagian dari program resminya pada tahun fiskal 2020.


“Kami telah bekerja dengan tekad untuk mencegah terulangnya tragedi itu. Jaringan dukungan secara bertahap terbentuk antara anggota komunitas lingkungan, sekolah, dan badan administrasi publik yang memiliki pemikiran yang sama,” pungkas Megumi Hara, ketua komite eksekutif Minami Kodomo Kyoshitsu.

Tragedi yang dimaksud terjadi pada April 2012 melibatkan seorang wanita Filipina berusia 29 tahun, putranya yang berusia 6 tahun, dan putrinya yang berusia 4 tahun. Wanita itu datang ke Jepang pada 2001 dan bekerja di berbagai tempat, termasuk sebagai penyanyi di sebuah restoran, kata pejabat pemerintah kota dan sumber lainnya. Dia menikah dengan seorang pria Jepang, dan mereka memiliki dua anak, tapi kemudian bercerai.

Wanita asal Filipina itu berakhir membunuh kedua anaknya sebelum akhirnya berusaha bunuh diri akibat tekanan yang ia hadapi di negeri orang. Dia ditangkap karena dicurigai melakukan pembunuhan, tetapi jaksa memutuskan untuk tidak mendakwanya, dengan mengatakan dia tidak bisa membedakan yang benar dan yang salah dalam kondisi mentalnya pada saat kematian anak laki-laki itu.

Wanita itu dan anak-anaknya pindah ke Shimanouchi pada tahun 2011, dan dia bekerja di sebuah restoran di malam hari. Seorang teman merawat anak-anak ketika dia bekerja. Stres dari kerja shift malam dan membesarkan anak-anaknya di siang hari sering membuatnya menangis, kata kenalannya.

Sebuah laporan inspeksi panel pemerintah kota yang dirilis pada tahun berikutnya mengatakan bahwa sang ibu “menjadi sangat bingung karena keadaannya yang terisolasi".

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru